Terutama antara AS dan sekutu, Rusia dengan sekutu seperti terjadi di kawasan Laut Cina Selatan.
"Di Tiongkok, ketegangan di semenanjung korea, gejolak di Turki, konflik berkepanjangan di kawasan timur tengah dan Amerika Selatan," kata Budi Gunawan.
Selain itu, Budi mengingatkan hegemoni secara ekonomi harus diwaspadai dan dilakukan melalui forum kerjasama ekonomi.
Ia juga menyampaikan persaingan global dalam bidang politik, pertahanan, dan keamanan juga terjadi dalam bentuk ancaman perang proxy.
Sementara perkembangan teknologi informasi membuat penggunaan internet dan smartphone meningkat sehingga menimbulkan ancaman infiltrasi melalui dunia maya dan telekomunikasi dan informasi atau cyber war'.
Kemudian potensi yang juga perlu terus diwaspadai, perkembangan aliran ekstrim karena radikalisme, terorisme, dan fundamentalisme yang semakin meningkat.
"Dengan provokasi dan inflitrasi dari luar ke dalam negeri seperti ISIS dan jaringan teroris Santoso," katanya.
Adapula kelompok separatis yang ingin memisahkan diri seperti Aceh dan Papua.
Sedangkan, kelompok kriminal bersenjata baik luar maupun dalam negeri dapat mengancam keamanan WNI.
"Seperti WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina. Perkembangan aliran ekstrim kita juga terus meningkat dengan berbagai paham antipancasila serta komunisme," ungkapnya.
Ancaman lainnya, kata Budi Gunawan, sengketa di area perbatasan. Kemudian, pelaksanaan Pilkada serentak 2017-2018 dan pemilu legislasi 2019.
Ada pula potensi konflik sosial dan intoleransi, kejahatan yang teroganisir serta kondisi ekonomi yang masih rentan.