Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto menyoroti prostitusi online yang akhir-akhir ini kian meningkat, seiring perkembangan teknologi khususnya di bidang komunikasi yang semakin mudah dan sangat murah.
Hampir sebagian besar orang-orang di dunia termasuk Indonesia, dapat dengan mudah "berselancar" di internet khususnya media sosial dengan menggunakan alat komunikasi yang canggih namun harganya sangat murah, seperti ponsel pintar atau gadget.
"Akan tetapi, kemajuan teknologi ini ternyata banyak juga dimanfaatkan negatif oleh orang-orang yang semata-mata hanya mencari keuntungan/kepentingan sendiri, seperti membuat jaringan/sindikat prostitusi online," kata Novanto dalam pernyataannya, Rabu (7/9/2016).
Beberapa waktu lalu, kata Novanto publik dikejutkan dengan keberhasilan Polri membongkar sindikat prostitusi online yang diduga melibatkan artis atau publik figur, mahasiswa dan pelajar di beberapa daerah, yang menggunakan internet khususnya media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan lain sebagainya.
Yang lebih mengagetkan dan membuat semua orang terbelalak karena sangat sulit untuk dipercaya, ketika Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, berhasil membongkar praktek prostitusi online anak-anak dibawah umur untuk kaum homo seksual atau gay.
"Saya sangat sedih dan prihatin dengan kasus tersebut, terlebih lagi saya dengar sudah lebih dari 148 anak-anak yang menjadi korban prostitusi khusus kaum gay," tuturnya.
Mantan Ketua DPR itu mendukung sepenuhnya seluruh tindakan Polri dan pihak terkait lainnya seperti Menkominfo, untuk menumpas habis prostitusi online di Indonesia, karena sudah sangat sangat meresahkan Rakyat Indonesia.
Masa depan bangsa ini menjadi taruhannya jika kasus-kasus seperti ini tidak segera ditumpas habis, karena sangat merusak moral generasi muda kita.
"Saya sangat mengapresiasi langkah cepat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang langsung berkoordinasi dengan Bareskrim Polri, untuk memberikan layanan perlindungan sekaligus pendampingan kepada korban yang rata-rata masih anak-anak karena masih labil dalam memberikan keterangan. Padahal keterangan ini sangat penting diperoleh untuk proses penegakan hukum kasus tersebut," paparnya.
Novanto yakin jika KPAI dan LSPK dapat memberikan bantuan psikologi kepada seluruh korban dengan merehabilitasinya sebelum dikembalikan ke masyarakat, agar korban tidak larut dalam trauma berkepanjangan atas peristiwa yang mereka alami, sehingga mereka dapat keluar dari kehidupan masa lalunya.
Dia perkirakan seluruh proses ini akan memakan banyak waktu, sehingga perlu keseriusan dan dukungan kita semua.
"Terakhir saya mengajak kepada kita semua khususnya orang tua untuk memperhatikan betul anak-anak atau keluarganya yang memiliki ponsel pintar atau gadget. Berikan pengertian dan pemahaman kepada mereka agar menggunakan internet dengan sehat, jangan mudah termakan bujuk rayu siapapun di media sosial, apalagi ikut masuk dalam jaringan prostitusi online," ujarnya.
"Tingkatkan kewaspadaan terhadap anak-anak dan orang-orang di sekitar kita, patut dan harus kita curigai jika orang-orang yang kita sayangi tiba-tiba sikapnya berubah, memiliki banyak uang atau barang-barang bagus. Periksa isi ponsel atau gadget mereka dan segera laporkan ke Polisi jika melihat sesuatu yang kurang wajar demi kebaikan bersama," tandasnya.