TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menemui Presiden Joko Widodo untuk membicarakan pengembangan industri nasional berbasis gas.
"Ya tentunya ada beberapa hal yang perlu diselesaikan tentu kita dorong industri yang berbasis gas," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Pengembangan industri gas, menurut Airlangga tentu berpatokan pada harga gas dunia.
"Jadi apabila harga gas sudah bisa sesuai dengan benchmark dunia, kita bisa bangun industri Petrokimia di wilayah timur Indonesia, di Bintuni misalnya," tutur Airlangga.
Selain mengembangkan industri berbasis gas, kata Hartarto, pemerintah juga akan mendorong pertumbuhan industri petrokimia yang berbasis metanol.
Saat ini, di Indonesia hanya terdapat sebuah klaster industri petrokimia berbasis metanol berlokasi di Kalimantan Timur, yang didirikan sejak 20 tahun lalu.
"Nah, kapasitasnya hanya 500.000 ton. Sedangkan pemakaiannya lebih dri 1,5 juta ton. Jadi ini ingin kita dorong karena industri metanol ini turunannya banyak. Salah satunya bisa lab furniture, komponen otomotif, dan salah satu turunan bahan baku pembuatan karpet. Pengunaan metanol sangat luas jadi bisa menimbulkan multiplier effect yang luar biasa," kata Hartarto.