Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang terus bertambah.
Ditambah lagi, Indonesia juga sedang mengalami transisi demografi yang ditandai dengan terus meningkatnya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Ini menjadi modal kekuatan bangsa dan kondisi ini akan menguntungkan secara ekonomi bila dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri pada acara “Girls Leadership: Sehari Menjadi Menteri"yang diselenggarakan di ruang Tridharma Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2016).
"Sebagian besar dari anak-anak umur 15-17 tahun yang menjadi angkatan kerja adalah mereka yang telah putus sekolah. Kondisi pada Agustus 2015 menunjukkan 68,93 persen dari anak-anak umur 15-17 tahun yang bekerja sudah tidak bersekolah lagi,"ujar Menaker.
Menurut Menaker, mereka yang masih bersekolah di jenjang pendidikan formal mencapai prosentase sebesar 27,62 persen.
Mereka yang masih bersekolah di jenjang pendidikan non formal mencapai 0,70 persen dan, mereka yang tidak atau belum pernah bersekolah besarnya mencapai 1,76 persen.
"Hal ini menuntut pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang strategis dan tepat sasaran untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja, khususnya angkatan kerja berumur 15-17 tahun," imbuh Menaker.
Ia menambahkan, meningkatnya jumlah angkatan kerja muda – yang dapat disebut sebagai bonus demografi - akan menjadi lebih menguntungkan apabila penduduk perempuan usia produktif ikut memberikan kontribusi terhadap ekonomi Nasional dan keluarganya dengan memasuki jenjang pendidikan yang setinggi-tingginya.
"Pemerintah terus mengambil langkah-langkah yang efektif untuk menghapus kerja paksa, perbudakan modern, perdagangan orang dan pelarangan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak termasuk perekrutan dan penggunaan tentara anak dan yang pada akhirnya adalah penghapusan pekerja anak." pungkas Menaker.
Menaker menutup acara ini dengan ajakan bagi bangsa Indonesia untuk bersama-sama dengan warga dunia, bahu membahu untuk menghapuskan pekerja anak dan mendorong agar anak perempuan memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Itu dapat terlaksana melalui kesempatan berpartisipasi anak perempuan dalam setiap pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut dengan masa depan, atau yang berdampak pada kehidupan anak perempuan.
Pemerintah pun terus mendorong upaya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pencapaian target yang berkaitan dengan pemenuhan hak anak perempuan.(*)