TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, mengaku terkejut menerima kabar rumah dinasnya diteror.
Risma tidak hanya meminta bantuan Polrestabes Surabaya untuk melacak peneror rumah dinasnya.
Dia mengaku sudah meminta bantuan Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror untuk juga ikut melacak peneror tersebut.
"Saya sudah minta Densus 88 untuk tracking nomor penelponnya," kata Risma usai menerima audensi perwakilan World Bank di rumah dinasnya, Sabtu (22/10/2016).
Risma mengaku heran dengan ancaman teror telepon di rumah dinasnya yang dikaitkan dengan penutupan lokalisasi pelacuran Dolly.
"Saya hanya ingin menyelamatkan anak-anak di Dolly, mereka punya hak mendapatkan lingkungan yang kondusif seperti anak-anak lainnya," ujar Risma.
Seperti diberitakan, Rabu lalu, rumah dinas Risma diteror seseorang melalui sambungan telepon.
Ancaman teror diterima Riaman, petugas piket keamanan penjaga rumah dinas Risma pukul 15.23 WIB.
Peneror mengaku bernama Helmi dengan nomor telepon yang muncul 0815-5403-2842.
Peneror mengancam akan meledakkan rumah dinas Risma dan Gedung Balai Kota jika dalam tiga hari ke depan, lokalisasi Dolly tidak dibuka lagi.
Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal