TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA— Polisi menyebut tujuh mahaguru Dimas Kanjeng Taat Pribadi adalah figur guru palsu. Mereka adalah warga biasa yang direkrut untuk menjadi mahaguru bayaran Dimas Kanjeng.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, para mahaguru itu adalah warga Jakarta dari berbagai latar belakang, di antaranya pengemis, buruh, gelandangan, dan penganggur.
"Mereka tinggal di rumah-rumah petak kecil di Jakarta," ungkap Kombes Raden, Senin (7/11/2016).
Saat menjalankan tugas mengisi acara keagamaan bersama Dimas Kanjeng, mereka berpakaian bak seorang ulama.
"Mereka diberi pakaian serba putih, surban, jubah, dan berjenggot," tambahnya.
Saat acara keagamaan, seperti istigasah, bersama para pengikutnya, para mahaguru palsu itu duduk di atas podium bersama Dimas Kanjeng.
Sekali beraksi menjadi mahaguru, lanjut Argo, mereka dibayar dari Rp 2 juta hingga Rp 15 juta oleh padepokan.
Pada Minggu kemarin, mereka dijemput oleh penyidik Ditreskrimum Polda Jatim dari kediaman mereka di Jakarta. Identitas mereka disebut oleh Vijay, pengusaha batangan emas yang diamankan pekan lalu.
Menurut informasi dari penyidik, pengusaha berkebangsaan India itulah yang merekrut para paha guru palsu itu.
Penulis: Achmad Faizal