TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua KPK, Antasari Azhar mengaku tak takut membongkar tabir di balik rekayasa kasus yang membuatnya masuk ke penjara, pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.
Namun, ia tak bisa menguaknya seorang diri karena tak punya kewenangan penegak hukum.
Hal ini disampaikan Antasari Azhar saat menjawab tantangan adik almarhum Nasrudin Zulkarnaen, Andi Syamsuddin, untuk membuka bukti rekaman terkait rekayasa kasusnya, dalam telewicara Kompas Tv.
"Berani. Kenapa tidak?" ucap Antasari.
Antasari pun mengatakan, meski dirinya telah dipenjara 7 tahun 6 bulan, ia tidak akan menuntut ganti rugi kepada siapapun otak pelaku rekayasa kasus yang nantinya bakal terungkap dari proses hukum tersebut.
Ia mengaku sudah ikhlas, namun tetap mencari kebenaran.
"Biar aja. Yang penting kebenaran itu terbuka. Sebagaimana (mantra dari naskah India kuno Mundaka Upanishad) Satyamewa Jayate, bahwa suatu saat kebenaran yang akan berjaya dan terbukti," kata Antasari.
Meski begitu, Antasari mengharapkan Andi Syamsuddin memberikan waktu tiga bulan untuknya agar bisa berkumpul bersama keluarga dan beradaptasi dengan kehidupan baru pasca-pembebasan.
"Setelah itu, mari kita buka semua," tandasnya.
Antasari mengatakan ada keinginannya untuk bertemu secara langsung dengan Andi Syamsuddin. Diharapkan Andi Syamsuddin membawa bukti rekaman adanya pengkondisian terkait kasus.
Nantinya, Antasari mengharapkan Andi Syamsuddin berani bersama-sama melaporkan dan menyerahkan bukti tersebut kepada penegak hukum.
"Pak Andi, saya sebetulnya ingin bertemu dengan Anda, untuk Anda membawa pada saat wawancara di salah satu televisi swasta waktu itu, bahwa Anda telah dikondisikan, Anda ada rekamannya. Mari kita buka, kita serahkan ke pihak berwenang untuk mereka melakukan pengusutan," ujar Antasari.
Antasari mengatakan, dia tidak bisa membongkar rekayasa kasusnya seorang diri. Menurutnya, perlu ada lembaga hukum yang profesional untuk mengusut rekayasa kasusnya itu.
"Apa Antasari bisa melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan?" kata Antasari.
"Jika Antasari bisa ditopang oleh lembaga penyidikan, lembaga penuntutan yang ada, mengapa tidak. Karena bukan saya saja, tapi seluruh masyarakat Indonesia ingin kejelasan atas masalah ini. Siapa sebetulnya perencana, siapa sebetulnya otaknya?" sambungnya.
Wajah Andi Syamsuddin sumringan begitu mendengar Antasari mengaku tak gentar membuka bukti rekayasa kasusnya itu.
"Nah, ini yang saya suka dari seorang yang namanya saudara Antasari azhar," kata Andi.
"Siap mas, merdeka! Kita harus berani mas demi keadilan dan kebenaran. Dan saya yakin (bisa terungkap). Apalagi Presiden Jokowi dan Kapolri adalah orang-orang yang bersih di negeri ini," sambungnya.
Andi Syamsuddin mengatakan, keluarganya juga mempunyai harapan yang sama seperti Antasari, yakni terkuak fakta yang sesungguhnya di balik tewasnya Nasrudin Zulkarnaen di Modern Land Tangerang pada 14 Maret 2009.
"Saya bersyukur ada statement jelas dari Pak Antasari. Seluruh masyarakat Indonesia maupun keluarga kami agar berharap kasus ini bisa terungkap. Dua keluarga sudah cukup menderita, baik keluarga Pak Antasari, apalagi keluarga kami," ujarnya. (Coz)