News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teror Bom di Samarinda

Politikus PKB: Pengeboman Gereja Oikumene Betul-betul Nodai Nilai-nilai Agama

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah kendaraan sepeda motor mengalami kerusakan akibat ledakan bom molotov di halaman Gereja Oikumene, Sengkotek, Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq mendesak Kepolisian mengusut tuntas pelaku pemboman Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.

"Siapa pun pelakunya, dari kelompok mana pun," ujar Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini kepada Tribunnews.com, Minggu (13/11/2016).

Karena menurut Ketua Lembaga Dakwah PBNU (LDNU) ini, tindakan pemboman Gereja yang terjadi, hari ini betul-betul telah menodai nilai-nilai agama.

"Maka tentu harus dijadikan sebagai warning bagi kita semua, bahwa ada kelompok orang yang ingin melakukan kerusuhan, dan melakukan perilaku yang betul-betul menodai nilai-nilai agama. Aparat harus bekerja keras untuk ini," tegas Kyai Maman.

"Para pelaku yang menghancurkan gereja dan yang menjadi korban adalah anak-anak itu, adalah orang-orang yang tidak pernah menggunakan rasionya untuk berpikir soal agama," ujar Kyai Maman melalui sambungan teleponnya kepada Tribunnews.com.

Kyai Maman menjelaskan agama hadir, untuk nilai-nilai kemanusian.

Agama hadir untuk memberikan nilai perdamaian, bukan menebar kebencian dan dendam. Apalagi mengorbankan orang-orang tidak berdosa.

"Kita berbeda agama, berbeda keyakinan. Namun itu menjadi alasan untuk kita saling menghancurkan, saling menegasikan."

"Perbedaan harus ditempatkan pada konteks yang lebih luas yaitu lita‘arafu, yakni saling kenal mengenal, saling mengarifi, saling mengasihi," pesan Kyai Maman.

Oleh sebab itu Kyai Maman mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia dan umat manusia umumnya, untuk memahami kembali nilai jihad.

Yakni, imbuh Kyai Maman, jihad harus diletakkan pada konteks kerja keras kita melakukan perubahan di atas dunia ini.

"Dan itu dimulai dari bagaimana kita menggunakan rasionalitas kita serta Mujahadah, rasa laku batin kita," ujar Kyai Maman.

Orang-orang yang melakukan kekerasan dan aksi teror seperti di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, menurutnya, sesungguhnya tidak mengerti akan makna jihad itu sendiri.

Selain itu Kyai Maman juga menyampaikan doa agar para korban akibat pemboman lekas sembuh.

"Semoga lekas sembuh. Dan tentu kami akan selalu menjaga, merawat kebhinekaan."

"Sebagai seorang muslim kami akan menghargai apapun agama kita, yang penting kita tetap bersaudara sebangsa dan setanah air," pesannya.

Sebanyak empat orang menjadi korban bom di depan Gereja Oikumene, Sengkotek, Loa Janan, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu (13/11/2016).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Div Humas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto, mengatakan para korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Abd Moeis, Samarinda untuk mendapat penanganan medis.

"Untuk korban saat ini dirawat RSU. Abd. Moeis Samarinda," ujar Agus Rianto, kepada wartawan, Minggu (13/11/2016).

Berikut identitas korban:

1. Anita Christabel (2) beralamat di Kelurahan Harapan Baru, Samarinda. Anita mengalami luka bakar di badan.
2. Alfarou Sinaga (4), berlamat di Kelurahan Loa Janan.
Alfarou mengalami luka bakar.
3. Triniti Hutahaean (3) beralamat di Kelurahan Harapan Baru, Samarinda. Triniti mengalami luka bakar.
4. Intan Olivia Banjarnahor (3,5) beralamat di Kelurahan Harapan Baru.
Intan mengalami luka bakar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini