News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo di Jakarta

Kapolda Metro Larang Pendemo Salat Jumat di Bundaran HI

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MASA DEMO - Ribuan Massa pendemo anti Ahok bergerak ke arah patung kuda ketika melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2016). WARTA KOTA/Henryu Lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan meminta agar pendemo tidak melakukan salat Jumat di kawasan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin pada aksi bela islam 2 Desember 2016.

Pasalnya, dengan menutup jalan bisa menganggu ketertiban umum.

"Undang-undang mengatur soal kebebasan berpendapat. Tapi dengan tidak mengganggu kepentingan umum," kata Irjen Pol Mochamad Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (21/11/2016).

Apalagi, kata dia, hari Jumat masih masuk hari kerja.

Selain itu, dipastikan banyak pula aktifitas warga ibu kota lainnya pada hari itu.

"Seperti sekolah, juga ke rumah sakit mungkin," ucap Iriawan.

Sehingga, jika pedemo memaksakan untuk salat Jumat di lokasi tersebut, dipastikan dapat mengganggu ketertiban umum.

"Kalau mau salat Jumat kan sudah ada tempatnya. Bisa di masjid-masjid sekitaran lokasi," tambah Iriawan.

Iriawan memastikan, imbauan itu sebagaimana arahan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, juga Panglima TNI Jenderal Gatot Bramantyo.

Diketahui Pimpinan Polda Metro Jaya beserta TNI kumpul di Mapolda Metro Jaya.

Mereka berkumpul untuk melakukan teleconference dengan unsur pimpinan pusat Polri dan TNI. Termasuk, mendengarkan arahan Kapolri dan Panglima TNI.

Selain Iriawan, tampak hadir Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmaritim) Laksamana Muda TNI Darwanto, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I, Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, dan Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, terkait demo 2 Desember 2016 mendatang yang rencananya akan digelar massa GNPF-MUI tersebut, polisi sejatinya tak akan menghalangi masyarakat untuk berpendapat.

Asalkan, penyampaian pendapat itu dilakukan sesuai koridor hukum dan sesuai pada tempatnya.

"Tempat untuk area demo kan di Monas. Itu silahkan dimanfaatkan," kata Awi.

Menurutnya, polisi tentu akan mengambil langkah-langkah penegakan hukum apabila demo tersebut sudah mengganggu ketertiban umum dan tidak lagi mengikuti aturan yang ada.

Adapun soal rencana demo 2 Desember 2016 mendatang itu dinilai akan mengganggu aktivitas masyarakat yang ada di sepanjang kawasan Semanggi hingga Monas nanti.

Maka itu, tambah Awi, polisi pun akan melakukan upaya, seperti berkomunikasi dengan massa yang akan menggelar demo tersebut untuk tidak melakukan aksi demonya itu di sepanjang kawasan Semanggi hingga Monas nanti.

"Apalagi rencanaya akan melakukan penutupan jalan mulai dari Semanggi-Monas. Itu luar biasa, aktivitas masyarakat lainya akan terganggu. Itu juga daerah perkantoran, tentunya kita tidak akan izinkan itu," tuturnya.

Aksi damai pada 25 November dan 2 Desember adalah aksi lanjutan yang akan dilakukan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama organisasi masyarakat lain.

Aksi rencananya akan digelar di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.

Sebelumnya, peserta aksi akan menggelar salat Jumat dengan posisi imam dan khatib di Bundaran Hotel Indonesia. (Bintang Pradewo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini