TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyambangi Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (24/11/2016) malam.
Prabowo menggelar pertemuan tertutup dengan Presiden PKS Sohibul Iman dan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.
Hidayat Nur Wahid mengatakan pertemuan tersebut membahas Pilkada DKI Jakarta.
Kemudian, membahas pertemuan Prabowo dengan Presiden Joko Widodo.
"Ini bukan pertemuan pertama kali. Setelah Pak Prabowo menerima Pak Jokowi, beliau ketemu PKS," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Prabowo, kata Hidayat, ingin menegaskan PKS dan Gerindra merupakan dua sekutu yang tetap solid.
Diketahui dalam Pilkada DKI Jakarta, Gerindra dan PKS mengusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Hidayat meminta semua pihak agar tidak terprovokasi.
"Tidak terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan karena banyak sekali fitnah dan bullying terhadap Anies-Sandi," kata Wakil Ketua MPR itu.
Hidayat menegaskan Pilkada bukanlah ajang saling berbalas bullying. Apalagi, sampai terjadi adu domba di tingkat rakyat.
Ia mengatakan pihaknya mengambil jalan kemenangan pilkada yang bermartabat.
"Kami menolak beragam bentuk kekerasan baik itu verbal maupun fisik karena itu tidak menghadirkan demokrasi pilkada yang berkualitas," kata Hidayat.
Selain itu, kata Hidayat, Prabowo mengungkapkan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo.
Salah satunya mengenai situasi nasional yang terkesan sangat mengecam.
"Bahkan ada ungkapan makar. Kami berpendapat semestinya semua pihak tidak memanaskan situasi dengan tuduhan makar yang tidak mampu menghadirkan ketenangan dan kedamaian," tutur Hidayat.
Hidayat menghimbau publik tidak terprovokasi dan menghindari adu domba.
Gerindra dan PKS juga sepakat aksi unjuk rasa berlangsung damai.
"Imbauan kami juga kan sudah disampaikan ke publik. Pak prabowo sendiri juga komitmen supaya tidak terjadi kekerasan," kata Hidayat