TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjelaskan potensi makar dalam Aksi Bela Islam III pada 2 Desember mendatang.
Namun Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu menyampaikan pandangan yang berbeda.
Menhan mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya indikasi makar dalam aksi yang rencananya digelar pada 2 Desember itu.
Hal tersebut, kata Ryamizard, berdasar pada data intelijen yang diperoleh oleh pihaknya.
"Itu beberapa hari lalu memang beliau sudah sampaikan (ada makar). Tapi kita punya data intelijen, data intelijen pertahanan yang cukup valid, nggak ada indikasi (makar)," ujar Ryamizard usai menghadiri Upacara HUT Korpri ke-45, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016).
Baca: Ada Tiga Jenis Makar, Maksud Kapolri yang Mana?
Kendati begitu, ia menghormati dugaan Kapolri.
Menurutnya, mantan Kepala BNPT itu mungkin memiliki data yang bisa menggiringnya pada pemikiran adanya dugaan makar dan hal tersebut ia anggap wajar.
"Pak Kapolri mungkin ada indikasi, ini kan indikasi ya, indikasi kan itu boleh-boleh aja," jelas Ryamizard.
Lebih lanjut, ia pun menjadikan munculnya isu tersebut sebagai momen untuk lebih memperketat pertahanan dan keamanan negara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tapi dengan itu, kita bersiap menjaga kemungkinan yang tidak-tidak," kata Ryamizard.
Ryamizard menegaskan dirinya tidak ingin Indonesia menjadi cibiran lantaran situasi yang selalu memanas.
"Kita sudah sepakat kok, jadi jangan sampai bangsa ini jadi cemoohan orang, kok ribut mulu sih," tegas Ryamizard.
Jenderal TNI Purnawirawan tersebut mengimbau pada seluruh masyarakat agar menunjukan pada dunia bahwa Indonesia cinta damai.
Ia juga meminta masyarakat membuktikan kekuatan slogan 'Damai itu Indah'.
"Kita tunjukan kalau kita damai, percuma aja ada tulisan 'Damai itu Indah', tapi kita nggak benar," pungkas Ryamizard.