TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ucapan pengamat politik, Boni Hargens, menyebut Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai dalang aksi 'Bela Islam Jilid II' pada Jumat (4/11/2016), telah membuat marah Ketua Umum dan Kader Partai Demokrat.
Sebelumnya, Boni Hargens menuduh aksi 4 November 2016 lalu didanai uang hasil korupsi pemerintahan berkuasa 10 tahun yang lalu.
Ini disampaikan di media sosial dan acara diskusi.
"Ini kan, ya sekarang para kader sangat marah yang difitnah pasti tak bisa terima juga dong jadi kami kader Demokrat se-Indonesia tak bisa terima fitnah tak bertanggung jawab ini," ujar Ketua Forum Komunikasi Kader Demokrat Indonesia sekaligus Wakil Sekjen Partai Demokrat, Didi Irawadi, Kamis (1/12/2016).
Atas dasar dugaan fitnah, pencemaran nama baik dan pelanggaran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik itu, Didi membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, pada Kamis sore.
Menurut dia, laporan merupakan hak para kader karena Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai simbol partai diserang kehormatan.
Pihaknya tak bisa mendiamkan siapapun pihak melakukan hal tidak bertanggung jawab secara hukum.
"Ini pelaporan kami kader, forum kader Partai Demokrat Indonesia, atas nama forum kader, jadi seluruh kader Demokrat Indonesia yang melaporkan. Karena yang dirugikan ini adalah bukan hanya Ketum, tetapi seluruh kader Demokrat dirugikan oleh hal ini," kata dia.
Di kesempatan itu, dia meminta kepada Boni Hargens supaya dapat membuktikan ucapan terlapor yang mengatakan SBY melakukan korupsi lalu uang korupsi itu digunakan untuk membiayai aksi damai.
"Aksi damai difitnah pula sebagai aksi kotor oleh saudara Boni Hargens," katanya.