TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Inisiator Car Free Day (CFD) Ahmad Safrudin mendesak panitia dan tokoh yang terlibat dalam aksi 'Kita Indonesia' di Bundaran HI pada Minggu (4/12) meminta maaf pada masyarakat.
Ahmad menilai aksi tersebut telah menodai hakikat CFD yang dilakukan sebagai ruang terbuka publik untuk bersosialisasi bukan untuk orasi politik.
"CFD mempunyai pesan menciptakan publik space untuk aktifitas yang kondusif dan netral dari unsur sara dan kepentingan politik," kata Ahmad Saat konferensi Pers di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (5/12).
Ahmad menilai, kehadiran tokoh politik di acara tersebut, telah mempertontonkan pelanggaran, apalagi ditambah dengan penggunaan atribut parpol.
"Para guru bangsa mempertontonkan pelanggaran, mereka berdalih hanya melanggar etika. Menurut kami itu lebih besar kesalahannya," ujar dia.
Sebagai inisiator CFD, Ahmad mengaku telah susah payah menciptakan CFD yang sesuai tujuannya selama 14 tahun.
Namun, kata dia, usaha tersebut dirusak oleh kegiatan 'Kita Indonesia'.
"Kami susah payah membangun regulasi kemudian dirusak dalam beberapa jam oleh para guru bangsa tadi, ini sangat menyedihkan," kata dia.
Sebab itu, Ahmad meminta para tokoh politik dan panitia meminta maaf pada masyarakat khususnya di Jakarta.
"Kami minta mereka meminta maaf, mereka memaksakan kehendak yang merugikan masyarakat luas," kata dia.
Untuk diketahui, Minggu (4/12) aksi 'Kita Indonesia' digelar di area CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Acara yang semula digagas untuk Parade Kebudayaan, namun banyak bertebaran atribut partai politik.
Dalam acara tersebut, juga hadir sejumlah tokoh politik seperti Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar, Setyo Novanto. (M7)