Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris meminta aparat keamanan waspada terkait informasi yang diberikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Dimana, Panglima TNI menyebut ISIS sedang mengincar Filipina Selatan.
Menurutnya, menyikapi hal tersebut lembaga intelijen khususnya BIN memilki peran sentral untuk melakukan upaya deteksi dini dan melakukan intelligence sharing kepada lembaga penegak hukum.
"Sehingga bisa mengantisipasi aksi-aksi terorisme yang mungkin terjadi," kata Charles melalui pesan singkat, Rabu (7/12/2016).
Selain itu, kata Charles adanya infiltrasi kelompok ISIS di berbagai jaringan di tanah air harus mendapatkan perhatian khusus.
Beberapa Ormas garis keras sudah terindikasi menjadi proxy dari ISIS di Indonesia.
"Bahkan, ada pentolan Ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk menjadi pengikut ISIS," kata Politikus PDIP itu.
Menurut Charles, ancaman jaringan dan ideologi ISIS bukan hanya menyangkut aksi-aksi terorisme saja.
Tetapi juga dengan cara mengganggu stabilitas politik nasional dan melalui aksi makar.
"Rakyat Indonesia harus waspada karena kelompok dan ideologi ini tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Karena itu, jaringan ini harus segera dimatikan," kata Charles.
Charles juga melihat keterlibatan PPATK penting untuk melacak aliran dana.
Apabila diputus aliran dananya tentu akan mempersulit gerakan mereka.
TNI, kata Charles, memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengamanan di wilayah perbatasan.
"Ada tidaknya ancaman dari ISIS sudah sewajarnya TNI mengamankan perbatasan secara maksimal," kata Charles.