TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan bersilaturahmi degan 45 kiai sepuh dari seluruh Indonesia pada Minggu (11/12/2016).
Peringatan maulid Nabi dan silaturahmi tersebut akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo yang mengambil tema 'Indonesia dari Mata Bathin Kiai'.
Sekretaris Jenderal GP Ansor, Adung Abdul Rochman mengatakan ada tujuh poin yang melatarbelakangi tema tersebut.
Salah satunya adalah GP Ansor memandang persaudaraan di Indonesia sedang dalam ancaman.
Menurut Adung, Indonesia kini menghadapi ancaman di tiga sektor yakni ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesam umat Islam), ukhuwah basyariyah (persaudaraan berdasar kemanusiaan) dan ukuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga bangsa).
"Beragam fakta dapat disodorkan untuk menguatkan argumentasi ini. Diantaranya ujaran kebencian begitu mewabah baik di dunia maya maupun di dunia nyata,' kata Adung Abdul saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jakarta, Sabtu (10/12/2016).
Dalam padangan GP Ansor, jika kejadian-kejadian tersebut dibiarkan atau tidak diantisipasi maka akan membahayakan ke-Indonesiaan dan pada ujungnya akan membahayakan eksistensi NKRI.
Untuk itu, GP Ansor mengaku kiah-kiai sepuh senantisa menjadi panutan sehingga perlu untuk dimintai pandangan mereka terhadap Indonesia melalui mata bahtin kiai.
"Insyaallah kiai lurus, tidak belok-belok," kata dia.
Adung Abdul melanjutkan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan kalangan kiai juga menjadi momentum positif untuk semakin merekatkan dan menguatkan hubungan antara kaum umara dan ulama.
Lewat silurahmi tersebut diharapkan akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi positif bagi bangsa.
"Pengurus Pusat GP Ansor mengajak seluruh elemen bangsa terutama umat Islam untuk mengambil pelajaran serta hikmah dari peringatan maulid Nabi Muhammad SAW ini," ujar Adung Abdul.