Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati Hari Ibu ke-88, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI menggelar acara bertajuk 'Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk mewujudkan Indonesia Bebas dari Kekerasan, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Ekonomi'.
Acara tersebut dihadiri mantan Menteri PPPA Linda Amalia Sari atau yang biasa dikenak sebagai Linda Gumelar.
Linda mengatakan 22 Desember seharusnya diperingati sebagai Hari Perempuan.
"Jadi saya menyampaikan disini bahwa Hari Ibu yang dimaksud tanggal 22 Desember itu merupakan Hari Perempuan," ujar Linda, dalam acara Peringatan Hari Ibu yanv digelar di Crowne Plaza Hotel, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2016).
Ia pun menegaskan peringatan tersebut sebaiknya disebut sebagai Hari Perempuan, bukan Hari Ayah ataupun Hari ibu.
"Bukan Mothers Day, bukan Fathers Day, tapi Womans Day for Indonesia, atau Indonesian Womans Day," jelas Linda.
Linda pun memaparkan, bahwa di dalam Hari Perempuan, ada peran seorang ibu yang merupakan 'perempuan' yang memiliki banyak kontribusi dalam keluarga.
"Di dalam situ ada seorang ibu, ibu yang melahirkan dan membesarkan anak, ibu yang mendampingi suami, ibu yang menjalaskan tugas-tugas di rumah bersama bapak dan juga mungkin bekerja dengan kesetaraan pendidikan yang baik," tegas Linda.
Menurut istri dari Jenderal (purn) TNI Agum Gumelar itu, kesetaraan dalam banyak hal sudah harus diberlakukan dalam rangka memperingati Hari Perempuan.
"Tidak ada kesenjangan ekonomi juga, bapak bisa membantu apabila ibu-ibu bekerja," kata Linda.
Linda pun kembali menegaskan bahwa 22 Desember merupakan peringatan Hari Perempuan Indonesia.
"Jadi itu harus kita clear kan dulu, karena bukan Mothers Day, ini adalah Hari Perempuan Indonesia," tandas Linda.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam acara yang dipandu oleh presenter ternama Syahnaz Haque dan Moza Pramitha.
Serta dihadiri pula oleh Psikolog Ratih Ibrahim dan istri Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Tri Suswati.