Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius menegaskan pihaknya masih terus berupaya optimal mewaspadai pergerkan teroris menjelang perayaan Hari Raya Natal dan tahun Baru.
Menanggapi hal itu Indonesian Police Watch (IPW) melihat pernyataan BNPT sebagai sebuah peringatan yang patut diantisipasi semua pihak, baik polri maupun masyarakat.
Paling tidak menurut Ketua Presidium IPW Neta S Pane, ada 5 hal yang mendasari kenapa pernyataan BNPT patut diantisipasi.
Pertama, kata Neta, Indonesia sebagai kawasan yang rawan kelompok-kelompok radikal.
Kedua, Indonesia pernah terkena serangan beruntun teror bom di malam Natal.
Ketiga, banyaknya kader-kader ISIS yang sudah pulang ke tanah air.
Keempat, adalah munculnya fenomena baru dimana para wanita berhasil direkrut para tokoh teroris sebagai calon pengantin atau pelaku bom bunuh diri.
Kelima, yakni memanasnya sejumlah daerah akibat adanya aksi sweeping kelompok tertentu.
"Potensi-potensi ini semakin membuat keriuhan dan bisa saja dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menebar teror bom," ujar Neta kepada Tribunnews.com, Selasa (20/12/2016).
Selama ini dia melihat sikap antisipasi dan deteksi dini yang dilakukan polri sudah cukup baik.
Berbagai penangkapan untuk menangkal serangan teroris pun sudah maksimal dilakukan.
Namun menjelang malam Natal dan Tahun Baru ini, menurut Neta, Polri tetap perlu meningkatkan deteksi dininya dan melakukan pagar betis agar para teroris tidak punya peluang untuk beraksi.
"Antisipasi ekstra ketat perlu dilakukan kepada wanita-wanita yang sudah direkrut sebagai pengantin agar mereka tidak membuat sejarah baru dalam dunia terorisme Indonesia," kata Neta.
Sebelumnya Suhardi Alius menegaskan pihaknya masih terus berupaya optimal menjelang perayaan Hari Raya Natal dan tahun Baru.
Penangkapan jaringan teroris di Bekasi dan tempat lainnya beberapa waktu lalu, membuktikan bahwa ada potensi yang harus diwaspadai.
"Kita sudah persiapkan. Sudah kita waspadai semua. Densus sedang bekerja keras sekarang," jelasnya saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Dia juga mengapresiasi kinerja Densus 88 yang berhasil menangkap 14 terduga teroris dari hasil pengembangan Bom Panci dengan terduga DYN sebagai calon pengantin yang akan melakukan aksi teror di obyek vital.
"Iya kami juga apresiasi penagkapan 14 lainnya ini berarti bukan dari luar saja, tetapi ada orang-orang dari dalam untuk membuat bom," katanya. (*)