TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir yang melanda kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (21/12/2016) lalu merupakanĀ sebuah musibah yang tidak bisa dihindari.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan banjir itu terjadi karena fenomena alami.
"Di Amerika pun terjadi seperti itu, topan-topan seperti itu, menimbulkan banjir. Jadi kita bersiap saja menghadapi musibah yang tidak bisa kita halangi," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden RIĀ Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2016).
Banjir tersebut disebabkan oleh siklon tropis Yvette, yang menyebabkan curah hujan tinggi untuk sebagian wilayah Timur pulau Jawa, Bali, dan wilayah NTB termasuk kota Bima.
Baca: Sebagian Kota Bima Terendam, Tanggap Darurat Berlangsung 14 Hari
Fenomena tersebut telah menyebabkan gelombang laut tinggi dan hujan yang mengakibatkan kota Lombok terendam.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir tersebut menyebabkan 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang dan 16.226 rumah rusak ringan.
Tak hanya itu, sejumlah sekolah juga terkena dampaknya.
Listrik dan komunikasi di kota Bima.
Pemerintah sudah menetapkan status tanggap darurat untuk kota Lombok.
Terkait bencana banjir di Lombok, Jusuf Kalla memastikan bahwa baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat sudah turun tangan.
Kata dia, Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi juga sudah turun langsung ke Lombok melihat langsung bagaimana dampak dari bencana banjir tersebut.
"Aparat dari BNPB dan Kementerian Sosial juga sudah turun. Nanti kita lihat bagaimana pemantauannya," ujarnya.