News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2016

Ketika Hangatnya Suhu Politik Pilkada DKI Kerek Panasnya Politik Tanah Air

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Islam (GNPF-MUI) melakukan aksi mengawal sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta non aktif Baduki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (27/12/2016). PN Jakarta Utara kembali menggelar sidang kasus dengan terdakwa Ahok yang beragendakan mendengarkan putusan sela atau sikap dari Hakim atas eksepsi dari terdakwa serta tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tinggal hitungan jam, tahun 2016 akan berganti ke tahun yang baru 2017.

Selama setahun ini, suhu politik di tanah air mengalami peningkatan dan cenderung panas.

Peningkatan suhu politik itu tidak lepas dari pengaruh politik Pilkada di DKI Jakarta, meskipun Pilkada serentak di seluruh Indonesia pada tahun 2017 akan diadakan di 101 daearah Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Harus diakui dari sekian ratus daerah yang menyelenggarakan Pilkada, DKI Jakarta yang sangat mendominasi pemberitaannya berbagai media nasional maupun lokal.

Bahkan berita Pilkada di daerah lain cenderung tenggelam dengan berita DKI Jakarta.

Yang menyebabkan Pilkada DKI Jakarta ramai adalah ikut kembalinya Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pertarungan 2017.

Bagaimana tidak, sempat diawal-awal Petahana yang memiliki elektabilitas paling tinggi justru enggan maju melalui jalur partai politik.

Bahkan demi meyakinkan langkahnya Petahana yakni Ahok menggalang dukungan melalui Teman Ahok dan berhasil mengantongi satu juta KTP.

Langkah ini kontan membuat gerah sejumlah parpol. Bahkan sempat ada upaya asal bukan Ahok.

Namun dalam perjalanan tiga partai politik menyatakan mendukung meskipun maju melalui jalur perseorangan.

Petanya berubah ketika PDI-Perjuangan bergabung menyatakan dukungan terhadap petahana.

Karena tidak hanya membatalkan maju melalui jalur perseorangan, Ahok pun kembali berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat (Djarot) yang merupakan kader PDI-Perjuangan.

Singkat cerita Ahok maju bersama Djarot dan didukung empat partai.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini