TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Bambang Soelistyo mengatakan, banyaknya penumpang Kapal Zahro Express yang terbakar di Teluk Jakarta, Minggu (1/1/2017) kemarin, bisa menyebabkan penumpang kesulitan menyelamatkan diri.
Apalagi, kata Soelistyo, kapal Zahro terbuat dari bahan serat (fiber) yang menyebabkannya mudah terbakar.
"Karena kebakarnya itu kan fiber, kebakar, enggak nyampe 30 menit habis itu. Cepet. Ditambah penumpangnya banyak, tempatnya jadi sempit, you (kamu) bisa bayangin," kata Bambang, saat ditemui di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, Senin (2/1/2017).
Menurut Bambang, jika jumlah penumpang tak terlalu banyak, maka akan tersedia ruang yang lebih luas bagi mereka untuk menyelamatkan diri.
Ia mengatakan, beruntung saat kapal Zahro Express terbakar, ada kapal pengangkut sampah di dekatnya.
"Ya, tidak apa-apa meski itu kapal pengangkut sampah, yang penting bisa menyelamatkan korban saat kapal Zahro terbakar," papar Bambang.
"Kan tidak mungkin Basarnas menunggu kapal-kapal yang lewat setiap saat di seluruh Indonesia. Siapapun yang melihat dahulu, itu harus melakukan penyelamatan," lanjut dia.
Berdasarkan data dari Kemenhub, penumpang KM Zahro Ekspress berjumlah 184 orang.
Korban selamat berjumlah 130 orang. Sedangkan, korban meninggal dunia saat ini diketahui berjumlah 23 orang.
Sebanyak 22 korban meninggal dunia ditempatkan di RS Polri untuk identifikasi dan satu korban meninggal dunia ada di RS Cipto Mangunkusumo.
Namun, jumlah penumpang belum dapat dipastikan mengingat ada kemungkinan jumlah penumpang melebihi jumlah yang terdapat dalam manifes.
Sebelumnya diketahui data manifes penumpang yang tercatat pengelola Kapal Zahro Express yang kemarin terbakar berjumlah 100.
Padahal berdasarkan data yang diperoleh Basarnas, total penumpang saat itu berjumlah 247.
Hal itu menunjukan adanya dugaan kelebihan penumpang yang diduga pula menjadi penyebab kecelakaan kapal Zahro.
Penulis: Rakhmat Nur Hakim