TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan KPK mengungkap dugaan korupsi soal pembelian mesin jet pesawat di Garuda Indonesia menuai apresiasi banyak pihak.
Satu di antara yang memberi pujian tersebut adalah Deni Daruri, Presdir Centre for Banking Crisis.
Lebih jauh, Deni menyoroti cara pembelian di tubuh BUMN seperti Garuda, yang menurutnya, hampir sama dengan cara pembelian yang dilakukan bank-bank BUMN. Hanya saja jenis barang yang dibelinya berbeda.
"Sebaiknya juga KPK mulai investigasi ke bank bank BUMN. Sebab, bank-bank BUMN banyak juga yang membeli barang khusus teknologi yang cukup besar dan mahal harganya," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com.
Sebagai contoh, sambungnya, bank BRI telah membeli satelit, sebesar 220 juta dolar AS atau sekitar sekitar 3 Triliun dengan cicilan selama 8 tahun.
"Pembelian ini patut dipertanyakan dan diinvestigasi sejauh mana kapasitas satelit itu digunakan untuk menguntungkan perusahaan dalam hal ini bank BRI," katanya.
Contoh lain, sambung Deni, Bank mandiri menyiapkan investasi TI untuk e-money hingga akhir Desember 2016 sebesar 11 juta dolar AS.
"Berdasarkan analisis kami umumnya investasi teknologi di bank BUMN lebih mahal ketimbang swasta. Namun bank swasta walaupun lebih murah, hasil dari teknologinya memberikan pelayanan dan output yang lebih baik dari pada bank BUMN. Untuk itu kami berharap KPK mulai menginvestigasi bank bank bumn yg membeli alat teknologi yang mahal."