TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachri Ali menilai masyarakat kian akrab dengan nama Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Menurut Fachri, ini disebabkan sosok Rizieq yang dianggap ditunggu umat Islam, di tengah minimnya kepedulian kelompok elite terhadap masyarakat.
Rizieq dinilai kerap menanggapi kebijakan pemerintah, yang kemudian direspons positif oleh pengikutnya.
Baca: Ini yang Membuat Rizieq Shihab Populer di Kalangan Umat Islam Indonesia
Kini, pengikutnya diprediksi semakin banyak jumlahnya.
"Apa yang dilakukan Rizieq mengkonsentrasikan kekuatan," ujar Fachri dalam seminar bertajuk "Pergeseran Kepemimpinan Islam" di Univeritas Paramadina, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).
Menurut Fachri, sejumlah partai yang ada saat ini telah dikuasi kalangan elite.
Baca: Kapolda Metro Jaya Nyatakan Siap Tangkap Rizieq Shihab jika Dibutuhkan
Kondisi ini menimbulkan antipati dari masyarakat terhadap pemerintah.
Di waktu yang bersamaan, muncullah Rizieq yang kerap merespons pemerintah.
Oleh karena itu, aksi pada 4 November dan 2 Desember menyita perhatian publik yang sangat besar.
Ia melanjutkan, hal hampir serupa sebelumnya juga pernah terjadi, yakni saat Joko Widodo (Jokowi) belum menjadi presiden.
Jokowi yang saat itu banyak didukung masyarakat diharapkan dapat meng-counter para elite yang berkuasa.
"Keterpilihan Jokowi adalah pemilihan terdashyat mengalahkan elite. Tapi sekarang? " kata dia.
Menurut Fachri, popularitas Rizieq menjadi fenomena baru untuk dikaji lebih jauh.
"Apakah ini merupakan pergeseran kepemimpinan Islam?" ujarnya.
Penulis : Fachri Fachrudin