News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabar Bergabung, PDIP Nilai Pengalaman Antasari Berharga Bagi Partai

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antasari Azhar

Laporan Wartasan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PDI Perjuangan menilai kabar bergabungnya Mantan Ketua KPK Antasari Azhar merupakan hal yang wajar. Apalagi, Antasari merupakan aktivis GMNI.

"Jadi tidak ada yang istimewa tapi kami ikut berbahagia, karena integritas Antasari kan baik," kata Ketua DPP PDIP Hemdrawan Supratikno di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/1/2017).

Hendrawan menuturkan Antasari merupakan korban rezim yang zalim. Antasari, kata Hendrawan, sudah menderita karena persekongkolan dan konspirasi. 

"Ini menarik ya. Kami percaya pengalaman, kompetensi dari Pak Antasari akan cukup berharga bagi partai kami," kata Anggota Komisi XI DPR.

Hendrawan lalu menuturkan Antasari harus mendaftar bila ingin bergabung dengan PDI Perjuangan. Kemudian, membaca AD/ART, mengikuti tes serta terlibat dalam kegiatan partai.

"Tentu dalam kesantunan politik perlu bertemu dengan ketua umum, berkenalan dengan DPP dan seterusnya. Seingat saya belum ada rapat di DPP," kata Hendrawan.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya telah beberapa kali bertemu Antasari. Termasuk di acara syukuran pembebasan bersyarat pria kelahiran Pangkalpinang itu.

"Tentu saja semuanya berproses," kata Hasto di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (28/1/2017).

Hasto mengungkapkan Antasari memiliki kecocokan dengan nilai-nilai yang dianut partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Misalnya, mengenai filosofi satyam-eva jayate yang berarti kebenaranlah yang akan menang.

"Melihat hal tersebut, kemudian Pak Antasari menyatakan antusiasmenya bahwa pengalaman hidup beliau pun mengalami hal tersebut," kata Hasto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini