TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengguna akun jejaring sosial Twitter, @OdyiusJacare, menjadi bulan-bulanan netizen lantaran menghina pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Ahmad Mustofa Bisri.
Hal ini berawal saat pria yang karib disapa Gus Mus tersebut melontarkan kicauannya melalui akun Twitter yang dikelolanya @gusmusgusmu dengan tagar #TweetJumat, Jumat (3/2/2017).
"#TweetJumat: Nabi menyuruh org yg mengimani Allah & Hari Akhir agar berbuat baik kpd tetangga, memuliakan tamu, dan bicara baik atau diam," kicau akun @gusmusmu.
Parahnya, netizen pengguna akun @OdyiusJacare malah menanggapi kicauan Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan kata-kata yang tidak pantas.
"@gusmusgusmu alah preeet ente knp byk omong," cuit akun @OdyiusJacare.
Menanggapi hinaan tersebut, sejumlah netizen mempertanyakan pihak-pihak yang kemarin gembar-gembor membela ulama.
Seperti diketahui, kemarin, ada sejumlah pihak yang membela Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin, lantaran diduga dihina oleh kuasa hukum Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kemaren yang bela ulama NU apa sekarang juga masih mo #BelaUlama??" kicau netizen pengguna akun @kembangkertas97.
Beberapa komentar netizen pun menyindir hal yang serupa:
@hariadhi: Yang cinta ulama, katanya. Klo gw sih biasa aja sama Ulama. Sama2 manusia ini. Yang kita harus jaga itu ucapan ke semua manusia. Ga diistimewakan mau ulama atau ga..
@Sam_Ardi: Gus Mus dicela begini, kok kalian tidak merespon cepat wahai kaum mendadak NU?
@w__tye: @Sam_Ardi Namanya juga Mendadak hehe
@donaturia: yg tiba2 cinta NU tapi palsu, bukan krn cinta NU tp krn emang sekubu aja.
Sebelumnya, Gus Mus juga pernah dihina melalui akun Twitter.
Pelakunya adalah Pandu Wijaya, seorang pekerja di perusahaan BUMN, PT Adhi Karya.
Akibat perbuatannya itu, netizen pemilik akun @panduwijaya_ itu langsung dikecam banyak orang, khususnya warga NU (Nahdlatul Ulama).
Mereka menganggap, cuitan Pandu Wijaya tersebut sangat tidak sopan dan jauh dari adab mengingat bahwa Gus Mus yang merupakan sosok pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang tersebut adalah sosok yang sangat dihormati banyak orang karena ilmu dan kharismanya.
Penghinaan terhadap Gus Mus tersebut bermula ketika Gus Mus melalui akun Twitter berkomentar soal sholat Jumat di ibukota yang rencananya akan digelar di jalan raya.
Dalam cuitannya itu yang dibuat Rabu (23/11/2016) tersebut, Gus Mus melalui akun @gusmusgusmu mengatakan demikian:
1. Aku dengar kabar di ibu kota akan ada Jum'atan di jalan raya. Mudah2an tidak benar.
2. Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran.
3. Kalau benar, apakah dalil Quran dan Hadisnya? Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi’iin pernah melakukannya atau membolehkannya?
4. Kalau benar, apakah salat TAHIYYATAL MASJID diganti salat TAHIYYATAT THÃRIQ atau TAHIYYATASY SYÃRI’?
5. Kalau kabar itu benar, kepada saudara2ku muslim yg percaya bahwa aku tdk punya kepentingan politik apa pun, kuhimbau untuk memikirkan hal
6. ini dg pikiran jernih. Setelah itu silakan anda bebas utk melakukan pilihan anda. Aku hanya merasa bertanggungjawab mengasihi saudaraku.
7. In uriidu illal ishlãha mãs tatha’tu wamã taufiiqii illa biLlãhil ‘Aliyyil ‘Azhiim…
Nah, saat Gus Mus menyampaikan cuitan nomor 2 tersebut, akun @panduwijaya_ menimpali demikian:
@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijarh ke madinah. Bid'ah Ndasmu!
Sontak kata-kata kasar tersebut langsung mendapat respon banyak pengguna Twitter lainnya.
Mereka mengecam keras karena di dalamnya terdapat kata-kata kasar: Bid'ah Ndasmu!
Sejak mendapat kecaman yang sangat luas, cuitan @panduwijaya_ tersebut langsung dihapus.
Namun penghapusan itu tidak berpengaruh apa-apa karena respon keras dari netizen sudah menjalar ke mana-mana.
Sosoknya tetap dicari, terutama di dunia maya.
Pencarian tidak hanya berlangsung di dunia maya.
Seperti dikutip dari akun Facebook Johan Wahyudi, anggota Banser DKI Jakarta juga mendatangi PT Adhi Karya untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.
PT Adhi Karya sendiri diketahui adalah tempat Pandu Wijaya bekerja.
Dari pertemuan antara Banser DKI Jakarta dengan pejabat PT Adi Karya itu, muncul kesepakatan, pemilik akun Pandu Wijaya akan meminta maaf secara langsung.
Meski belum minta maaf secara langsung, Pandu sempat menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Jawa kepada Gus Mus melalui Twitter.
“Nyuwun pangapunten atas kesalahan dalem, mugi2 @gusmugusmu lan santriniun maringi ngapunten”.
Begini ucapan tersebut jika diartikan ke bahasa Indonesia, "Mohon maaf atas kesalahan saya, semoga Gus Mus dan santrinya memaafkan saya."
Selain itu, Pandu Wijaya juga mengunci akun Twitter tersebut, sehingga tidak bisa dilihat oleh publik--kecuali pengikutnya.
Hal ini terjadi saat TRIBUNNEWS hendak melihat linimasa Pandu di akun Twitter tersebut.