TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah mantan Presiden RI yang didemonstrasi menuai perhatian masyarakat. Partai Demokrat pun melihat sikap Polri yang mulai bermain politik.
Sekretaris FPDI Komisi III DPR Didik Mukrianto menilai Polri sebagai institusi harus bisa memahami munculnya potensi ancaman demonstrasi. Karena sasaran aksi tersebut ditujukan ke kediaman Presiden Ke-6.
"Apa yang sesungguhnya terjadi di Negeri ini, dengan aparat Polri kita? Apakah ada pembiaran atau motif politik?," ungkap Didik, Senin (6/2/2017).
Didik berharap Polri harus lebih disiplin dalam menjaga kediaman mantan Presiden RI. Karena tanpa adanya objektifitas, Didik menilai Polri terkena tekanan politik.
"Polri tidak boleh melakukan pembiaran. Jangan sampai karena pesanan kepentingan, Polri tidak menegakkan aturan," ungkap Didik.
Didik menambahkan sikap Polri sebagai lembaga negara harus bersikap netral.
"Seharusnya Polri menjaga netralitas dalam politik praktis dan menegakkan aturan," kata Didik.
Sebelumnya diberitakan Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan rumahnya di Jakarta Selatan, Kuningan diserbu ratusan orang. Mereka berteriak-teriak melakukan demonstrasi.
"Saudara-saudaraku yang mencintai hukum dan keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," tulis SBY melalui akun resmi Twitter-nya.