Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sudah jatuh ditimpa tangga, itulah yang sedang menimpah seorang Kepala Sekolah SD di Makassar, inisial SH.
Sudah dua hari ini, ia ramai-ramai jadi buah bibir di kota Makassar khususnya rekan-rekannya sesama kepala sekolah.
Bagaimana tidak atas keteledorannya, foto (payudara) miliknya, yang sedianya dikirim ke dokter tempat ia berkonsultasi justru terkirim ke grup whats app Revolusi Pendidikan, yang didalamnya beranggotakan seluruh Kepala Sekolah dan jajaran Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Malangnya, foto ini pun tersebar hingga ke "oknum" yang usil, hingga masuk ke media-media online.
Kepada Tribun-timur.com (Tribunnews Network), SH mengaku bahwa sebagian berita itu tidak mengkonfirmasi kedirinya, sehingga berita yang disajikan itu seolah-olah menyudutkan dirinya.
"Saya ini orang di pendidikan, didalam grup itu ada pak Kadis ada pejabat disdik, dan rekan kepala sekolah. Bisa-bisanya itu saya mau sebar foto-foto seperti itu yang notabene ratusan anggotanya," ujar SH.
"Saya hanya serahkan sama yang kuasa, apapun dampak ataa salah kirim ini saya akan terima," kata SH dalam jumpa persnya di Cafe Pelangi, Jl Bontolempangan, Makassar.
Ia menambahkan, SH mengaku telah menemui Wali Kota Makassar Danny Pomanto, dan jumpa pers yang ia lakukan ini juga atas petunjuk Wali Kota Makassar.
Lebih jauh diungkapkan SH, kejadian salah kirim ini berlangsung usai SH menghadiri acara Hari Peduli Sampah di Center Point Of Indonesia menuju tempat ia bertugas di salah satu SD di Makassar.
Diimana pada waktu yang sama grup chat Revolusi Pendidikan dan chat dokter tempat SH berkonsultasi sama -sama diurutan atas sehingga, ia tidak menyadari jika foto itu terkirim ke grup whats app.
"Nanti saya tahu kalau ada teman Kepsek yang telpon saya," kata SH lagi.
Dengan hebohnya pemberitaannya di media, SH lagi-lagi menyatakan ia berpasrah kepada yang kuasa.
Ia pun membeberkan kekecewannya terhadap salah satu anggota grup wa Revolusi yang tega menyebarluaskan fotonya kepada media.