TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Supini (80), nenek yang diduga dipaksa mengemis oleh seorang pria di depan RSUP dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, dahulu adalah seorang pengusaha material bangunan.
Pekerjaan Nenek Supini memasok pelanggan yang membutuhkan meterial seperti pasir, semen, kayu dan sebagainya.
Namun, pekerjaan itu sudah lama ditinggalkan Nenek Supini semenjak suaminya meninggal puluhan tahun lalu.
Baca: Berjalan Tertatih-tatih, Nenek Nasikah Keliling Jualan Kerupuk Demi Obati Suaminya yang Kena TBC
Nenek Supini ini sudah lanjut usia yang kemudian pergi ke Kota Semarang berjualan buah-buahan di Pasar Karangayu, Kota Semarang.
Masa lalu Nenek Supini ini diceritakan Muh Sukeni (58), salah satu keponakan Supini, saat Kompas.com bertandang ke kampung halamannya di Dusun Ngaran, Desa Ngasinan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Beliau Nenek Supini itu bibi biyung (bibi/bulik) saya. Dahulu jualan material, lalu sekitar lima tahun lalu saya pernah bertemu beliau di Pasar Karangayu, jualan mangga dan buah-buahan. Tapi setelah itu saya tidak tahu kabarnya," ujar Sukeni, Selasa (7/3/2017) sore.
Nenek Supini, kata Sukeni, memang hidup sebatang kara setelah suaminya meninggal.
Ia sama sekali tidak memiliki anak kandung.
Baca: Tiga Nenek Rayakan Ultah ke 100 di Panti Jompo
Nenek Supini hanya memiliki kakak, adik, dan keponakan yang beberapa di antaranya tinggal di Desa Ngasinan.
Sejak merantau ke Kota Semarang, Nenek Supini sangat jarang pulang ke kampungnya.
Hanya beberapa kali saja ia pulang dan tinggal berpindah-pindah di rumah beberapa keponakannya.
Sebab, menurut Sukeni, Nenek Supini tidak lagi memiliki rumah, tanah ataupun harta benda lain yang ditinggalkan di kampung halamannya.