News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aksi Petani Kendeng

Soal Pabrik di Kendeng, Semen Indonesia Masih Tunggu Kajian

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangunan pabrik Semen Indonesia di Kabupaten Rembang sudah mulai berlumut pasca sebulan tidak beroperasi, akhir pekan lalu. Izin lingkungan kegiatan pertambangan telah dicabut Gubernur Jateng 17 Januari 2017 lalu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memastikan belum ada kegiatan penambangan di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.Semen Indonesia masih menunggu hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), meskipun secara legal perseroan sudah dapat melakukan aktivitas di pabrik semen Rembang.

"Belum ada kegiatan penambangan di sana, kami sebagai BUMN memantuhi aturan. Kami menunggu KLHS selesai, kami ikuti aturan pemerintah, tapi yang jelas kami belum lakukan penambangan," kata Sekretaris Perusahaan Agung Wiharto, Selasa (21/3) kemarin.

Koordinator Warga Rembang, Anis Maftuhin mengatakan, saat pertemuan dengan Kepala Staf Presiden Teten Masduki tidak ada pernyataan bahwa Presiden Joko Widodo meminta Semen Indonesia menghentikan kegiatan penambangan di pabrik Rembang.

"Sekarang saja belum melakukan penambangan di sana, bagaimana mau menghentikan kegiatan penambangan, Pak Teten kemarin tidak bilang untuk menghentikan kegiatan penambangan," tutur Anis di tempat terpisah.

Dua hari lalu, Teten meminta kepada para penolak pengoperasian pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah untuk menghentikan aksi mereka hingga KLHS selesai.Teten mengatakan pemerintah memerlukan waktu untuk melakukan analisis lingkungan.
"Kami harapkan mereka menghentikan dulu aksinya," ujar Teten usai menerima perwakilan petani di kantornya .

Teten menegaskan pemerintah telah menyatakan KLHS akan selesai pada April tahun 2017 mendatang.

"Nah ini yang sedang dilakukan KLHS, sehingga kita menghendaki semua menunggu dulu hasil KLHS setelah selesai kita lebih mudah ambil keputusan meski itu harus dibicarakan antara Kementerian BUMN, LHK, dan Pemda," ucap Teten.

Teten juga menegaskan bahwa Presiden Jokowi masih pada hasil keputusan yang dilakukan dalam pertemuan pertama kalinya antara Presiden dengan perwakilan penolak semen pada tanggal 2 Agustus 2016 lalu.

"Presiden sampai sekarang belum ada perubahan dulu pembicaraan dengan masyarakat Kendeng. itu dulu Presiden bersedia menerima Gun Retno dan kawan-kawan karena menyepakati satu hal yakni melakukan KLHS dengan wilayah tambangnya," tutur Teten.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam pemasalahan ini juga sudah meminta kepada Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan untuk mempercepat pembahasan mengenai kajian lingkungan penambangan semen di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah.

Ia juga telah berbicara langsung tekait masalah ini kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan.

"Ini tadi ada rapat dipimpin Dirjen Planologi dan saya minta dipercepat karena menurut perkiraan mereka akan selesai nanti bulan April tapi saya minta dicepetin saja dan segera diundang juga ESDMnya. Saya minta tolong kepada bapak Menteri ESDM untuk wilayah cadangan air tanah yang dipersoalkan itu apakah betul ada aliran sungai di bawah tanah," kata Siti.

Siti meminta kepada Menteri ESDM agar data-data terkait kandungan air di dalam tanah di lokasi eksplorasi agar dibuat selengkap-lengkapnya.

"Sebetulnya, pusat sudah minta kepada Semen Indonesia maupun kepada Pemda Jawa Tengah untuk mendapatkan data itu tapi belum dapat dan sekarang lagi diintensifkan lagi," ujar Siti lagi. (tribunnews/seno/nicolas manafe)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini