TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para tersangka kasus dugaan makar telah memiliki rencana yang matang untuk menggulingkan pemerintah yang sah.
Aksi nekat telah direncanakan para tersangka, yakni Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam, Muhammad al Khaththath, dan empat orang penggerak aksi 313.
Mereka lebih dulu rapat di dua tempat, di kawasan Kalibata Jakarta Selatan dan Menteng Jakarta Pusat.
Polisi menyebut mereka membahas bagaimana rencana untuk menduduki Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia.
Baca: Sedang Susun Skripsi, Tersangka Dugaan Makar Ajukan Penangguhan Penahanan
Baca: Andre Gerindra: Jangan Karena Ulah Satu Orang, Polisi Tangkap Aktivis Lalu Dituduh Makar
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, ada beberapa rencana yang telah dipersiapkan soal bagaimana cara mereka bisa masuk ke Gedung DPR/MPR.
"Ada juga caranya untuk menabrakan kendaraan truk di pagar belakang DPR. Ada juga tujuh pintu dari hasil rapat itu, gorong-gorong, jalan setapak. Jadi dengan asumsi bahwa kalau semua massa sudah masuk ke Gedung DPR, akan kesulitan didorong keluar. Ini juga ada pemufkatan dan niat," ujar Argo di Markas Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017).
Dalam pertemuan itu, menurut polisi, dibahas siapa-siapa saja yang akan melakukan aksi nekat mengkudeta pemerintahan sah lewat rencana aksi lebih besar dari 313 itu.
Bukan hanya Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam, Muhammad Al Khaththath dan empat orang penggerak aksi 313 yang diduga akan melakukan perbuatan makar saja yang memiliki peran dalam rencana aksi lebih besar dari 313 tersebut.
"Dalam pertemuan itu adalah bagian-bagian yang akan dilakukan, kan' perlu juga bukan hanya 5 orang itu saja, kan perlu massa," ujar Argo.
Polisi terus mendalami siapa sebenarnya otak di balik rencana aksi itu.
"Nanti akan kami dalami," ujar Argo.