News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesaktian Pak Harto ini Disaksikan Penjual Ayam Taliwang, Berikut Pengakuannya

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998.

Selesai acara di Istana Tampaksiring, rombongan pindah ke kawasan pantai Sanur, di wisma Mr. Kajima.

Baiq juga diminta menyiapkan makan malam.

Dari dapur, bersama juru masak lain, ia melihat Soeharto masuk ke dalam kamar, dan mereka menunggu-nunggu, bagaimana penampilan Jenderal Besar itu sehari-hari.

Begitu yang ditunggu keluar kamar, mereka pun bergunjing.

“Pak Harto hanya memakai kaus oblong putih dan sarung putih kotak-kotak coklat, juga memakai selop jawa. Santai sekali,” ujar istri Fathoni Akbar itu.

Soeharto memandangi para cucunya yang sedang asyik bermain di kolam renang.

Karena sudah sore, para ajudan dan pengasuh sibuk meminta para cucu naik dari kolam renang.

Dasar anak-anak, mereka tak mempedulikan anjuran itu.

Akhirnya Pak Harto sendiri yang turun tangan.

Ia tiba-tiba kuncul di pintu sembari memanggil cucu-cucunya dan mengisyaratkan hari mau hujan seraya menunjuk ke langit.

“Eh, tak ada semenit, hujan benar-benar turun. Kami para juru masak saling berpandangan, Pak Harto sakti kali ya! Kami saling berbisik.”

Malamnya, selepas makan malam, Pak Harto bercengkerama bersama anak dan cucunya di ruang tengah.

“Ada yang dipangku Pak Harto di paha kanan dan kirinya, ada juga yang minta dipangku Bu Tien. Suasananya hangat seperti di rumah orang biasa.”

Suara anak-anak berceloteh dan bertengkar kecil, dan terkadang ditingkahi suara Soeharto menengahi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini