News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernyataan Mengejutkan IPW Terkait Penembakan Satu Keluarga di Lubuklinggau

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Neta S Pane

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Indonesia Police Watch (IPW) mendukung upaya pengusutan kasus penembakan oleh polisi di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, yang menyebabkan satu keluarga menjadi korban.

Dalam hal ini, IPW memandang, pengusutan lebih fokus kepada prosedur operasi standar (SOP) penembakan yang dilakukan polisi, termasuk Brigadir K.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan di Kompas TV pagi, Brigadir K sudah diperiksa propam, sehingga para elite Polri dan publik bijak melihat peristiwa penembakan itu.

“Brigadir K sebaiknya cukup diingatkan dan tidak perlu dikenakan sanksi. Apa yang dilakukannya bentuk ketegasan seorang aparat kepolisian di lapangan dalam menghadapi situasi,” ujar Neta di Jakarta, Kamis (20/4).

Dikatakan, tindakan tegas harus dilakukan polisi terhadap anggota masyarakat yang melakukan pelanggaran atau membahayakan orang lain.

Apalagi, saat itu korban yang mengendarai mobil itu menerobos razia polisi, kabur, dan menghindari kejaran aparat.

Dengan demikian, patut dicurigai bahwa pengendara itu merupakan pelaku tindak kejahatan.

Menurut Neta, polisi tentu tidak mau ambil risiko atas kejadian itu.

Jika pengendara tersebut tidak bersalah, seharusnya sopir tidak menerobos razia dan menghindari kejaran polisi.

Jadi, tembakan yang dilepaskan Brigadir K itu harus dilihat sebagai tindakan tegas agar pengendara tidak membahayakan orang lain.

Meski demikian, Neta tetap meminta agar proses penembakan itu harus ditelusuri, apakah sesuai SOP atau belum.

“Artinya, sebelum melepaskan tembakan ke sasaran, apakah polisi tersebut sudah memberikan tembakan peringatan ke udara,” ujarnya.

Jika penembakan sudah sesuai SOP (ada tembakan peringatan) dan pengendara tetap melarikan diri, maka langkah polisi tepat meskipun ada korban tewas.

“Aparat Polri harus bertindak profesional, proporsional, dan tegas agar anggota masyarakat terlindungi dari pelaku kejahatan. Sebagai anggota polisi di lapangan, wajar jika Brigadir K mencurigai pengendara itu sebagai kelompok kejahatan, karena melarikan diri,” katanya.

Neta meminta agar para elite Polri membela anggotanya yang sudah melakukan tindakan tegas dalam mengantisipasi terjadinya kejahatan di jalanan, meski ada korban jiwa.

“Saya berharap, elite polri dan publik bersikap bijak melihat peristiwa ini. Jika tidak, polisi di lapangan akan selalu ragu dan takut untuk bertindak tegas,” katanya.

Pimpinan kepolisian, kata Neta, sebaiknya mengakui saja bahwa tembakan itu merupakan tindakan tegas yang harus dilakukan aparatnya di lapangan karena pengemudi berusaha melarikan diri saat dirazia.

“Bayangkan jika yang melarikan diri itu penjahat atau teroris yang kemudian melakukan kejahatan. Tentu polisi juga yang akan disalahkan. Belajar dari kasus ini, masyarakat tidak perlu takut atau melarikan diri saat dirazia polisi, kecuali memang melakukan kesalahan atau kejahatan,” katanya. (Candra Okta Della)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini