TRIBUNNEWS.COM, GONTOR – Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, menyampaikan public lecture di hadapan mahasiswa Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Rabu (26/4) siang.
Sebelum berbicara tentang “Islam, Education, and United Kingdom”, Moazzam mengaku penasaran dengan Gontor.
Dubes Muslim ini bercerita bahwa dalam setiap lima menit nama Gontor selalu terdengar di telinganya saat ia pertama kali berkunjung ke pondok pesantren yang ada di Indonesia, yaitu Darunnajah.
Rasa penasarannya itulah yang membawa laki-laki berdarah Pakistan tersebut datang ke Gontor.
“Saya ingin tahu langsung seperti apa Gontor yang sering dibicarakan orang-orang itu,” kata Moazzam diiringi tepuk tangan mahasiswa UNIDA Gontor yang hadir di Auditorium Lantai 4 Gedung Utama tersebut.
Menurutnya, Gontor seringkali diperbincangkan dan menjadi buah bibir di mana-mana karena telah membuktikan diri sebagai institusi terbaik.
Dunia mengakui, Gontor telah menelurkan alumni-alumni berkaliber, yang mampu berperan di berbagai lini kehidupan.
Dengan alasan ini pula, Moazzam ingin datang ke Gontor, melihat langsung lembaga yang mencetak kader-kader terbaik bangsa ini.
Kunjungan Moazzam ke Jawa Timur, khususnya Gontor, bertujuan untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih dalam tentang sistem pendidikan Islam dan negeri yang berkembang di sini.
Selain itu, ia juga berniat mempromosikan pelajaran bahasa Inggris karena dengan menguasai bahasa internasional semua orang bisa menjalin hubungan dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Karena itu, ia juga ingin mengeksplorasi peluang kerjasama antara sekolah-sekolah di Inggris dengan sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, terutama di Jawa Timur yang dipenuhi banyak pondok pesantren.
Moazzam tidak bisa menyembunyikan kekagumannya kepada Indonesia. Baginya, Indonesia merupakan negara yang penuh dengan toleransi dengan keragaman etnik serta budayanya.
Tentu saja ini bisa terjadi berkat peran sekolah yang mengajarkan nilai-nilai persaudaraan, kebersamaan dan kesatuan.
Karena itu, menurutnya, Inggris perlu belajar banyak dari Indonesia. Ke depan, Inggris dan Indonesia akan diupayakan bisa menjalin kerjasama lebih intensif agar dapat saling berbagi ide dan pengalaman.
Setelah mengadakan public lecture di UNIDA Gontor, Moazzam bertemu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor sehabis Maghrib.
Kiai Hasan Abdullah Sahal dan Kiai Syamsul Hadi Abdan menyambut kehadirannya dengan senang hati dan mempersilakan Moazzam untuk menyampaikan sepatah dua patah kata di Masjid Jami’ Gontor.
Ia tidak perlu khawatir berbicara dengan bahasa Inggris karena santri-santri Gontor setingkat anak-anak sekolah menengah pertama itu sudah terbiasa berbahasa Ratu Elizabeth itu.
Melihat dinamika Gontor yang luar biasa, Moazzam sangat senang sekali dan kagum. Rasa penasarannya seperti sudah terjawab mengapa orang-orang seringkali membicarakan Gontor.
Kini, ia sudah melihat Gontor beserta segala aktivitas pendidikannya dengan mata kepala sendiri.