TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada pesan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan empat komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pakar hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Yenti Garnasih menilai Presiden memberikan dukungan positif terhadap KPK untuk semangat pemberantasan korupsi tanpa harus takut pada tekanan siapapun.
"Entah suatu kebetulan atau tidak, pertemuan atau silahturahmi dilakukan pada saat DPR sedang meributan jadi tidaknya Angket terhadap KPK," ujar mantan Panitia Seleksi KPK ini kepada Tribunnews.com, Sabtu (6/5/2017).
Tentu dengan pertemuan itu ada kesan, imbuhnya, "apapun yang terjadi KPK jangan surut."
"KPK jangan pernah takut meski juga Novel Baswedan mengalami teror."
Presiden juga menguatkan komitmen pemberantasan korupsi dan membersihkan negara dari praktik koruptsi.
"Seharusnya melalui pertemuan tersebut, KPK semakin kuat dan tambah semangat serta tidak perlu takut dengan berbagai manuver yang selalu saja muncul ketika KPK sedang akan membongkar suatu kasus," katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan dukungan pemerintah terhadap langkah-langkah yang dilakukan KPK dalam rangka membuat pemerintahan ini bersih dan, tentu saja terbebas dari korupsi.
“Pemerintah sangat membutuhkan sekali dukungan dari KPK yang memberantas korupsi, membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang baik,” ujar Presiden.
Dengan demikian, lanjut Presiden, diharapkan manajemen tata kelola pemerintahan yang benar-benar sesuai dengan keinginan masyarakat, pemerintahan yang bersih, cepat melayani, dan bebas dari korupsi.
“Sehingga bisa berkompetisi dengan negara yang lain, mempunyai daya saing global, saya kira harapan kita itu,” ujar Presiden.
Saat menerima pimpinan KPK itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Staf Khusus Presiden Johan Budi SP.