Jika tidak ada uang, kata Aboe, informasinya makanan akan dibuang. Belum lagi kalau ada yang sakit, lanjutnya, perlu biaya lagi untuk memberikan obat kepada napi.
"Ada juga uang kamar, jika ingin enak bayar antara Rp3-5 juta, kalau tak bayar bisa-bisa mereka tidur di WC. Informasi ini juga harus ditanggapi secara serius oleh Dirjen PAS, karena selama ini beliau punya komitmen yang tinggi terhadap pemberantasan pungli," kata Aboe.
Aboe menuturkan Komisi III selalu memberikan dukungan atas langkah pemberantasan pungli di Lapas.
"Khusus untuk kasus Rutan Sialang bungkuk ini kami secara intens akan melakukan pengawasan, untuk memastikan bahwa langkah terbaik sudah diambil oleh Kemenkumham," ujar Aboe.
Sebelumnya, hasil pendataan terkini, total napi dan tahanan yang kabur dari Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru Riau pada Jumat, 5 Mei 2017, mencapai 448 orang dari total 1.870 orang penghuni rutan.
Sebanyak 293 orang di antaranya berhasil ditangkap dan menyerahkan diri ke petugas. 155 orang sisanya masih buron.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Riau, Kombes Guntur Aryo Tejo, Senin (8/5/2017).
Guntur menjelaskan, pendataan hingga Minggu (7/5/2017) pukul 22.00 WIB, ada 1.340 napi dan tahanan yang berada di Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk pasca-kerusuhan Jumat lalu. Sementara, jumlah penghuni rutan sebelum kerusuhan sebanyak 1.870 orang.
Dengan demikian, ada 448 orang napi dan tahanan yang kabur.
"Total napi yang ditangkap atau menyerahkan diri 293 napi. Total napi yang masih buron 155 napi," ujar Guntur.
Kerusuhan disertai bentrok fisik dan perusakan fasilitas terjadi di Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, pada Jumat siang, 5 Mei 2017, menjelang para penghuni dikeluarkan dari sel untuk pelaksanaan Salat Jumat.