TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sembilan hari telah dilalui Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di balik jeruji besi Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Namun, meskipun Ahok mendekam di dalam dinding ratapan Mako Brimob, ia tetap 'bekerja' memikirkan program-program dan rencana kerja yang telah dirancangnya ketika aktif menjabat Gubenur DKI Jakarta.
Ahok menyampaikan beberapa rencana kerja maupun program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut kepada pelaksana tugas Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat saat menjenguk di Mako Brimob, Selasa (16/5/2017).
Satu di antara pesan Ahok kepada Djarot adalah tentang Makam Mbah Priok.
"Karena Pak Ahok kemarin juga pesan untuk tetap melanjutkan pembangunan cagar budaya di Makam Mbah Priok," kata Djarot, Rabu (17/8/2017), dikutip dari Kompas.com.
Sebelumnya, Djarot menceritakan rangkaian acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional dan HUT DKI Jakarta mendatang.
Dalam peringatan acara tersebut Pemprov DKI ingin menggelar pengajian di Makam Mbah Priok.
Diketahui, Ahok menetapkan Makam Mbah Priok sebagai cagar budaya saat aktif sebagai gubernur.
Ahok berencana membangun masjid Apung dan mempercantik lokasi Makam Mbah Priok.
Ahok juga ingin menjadikan Makam Mbah Priok sebagai obyek wisata religi internasional.
Djarot juga mengungkapkan jika pertemuannya dengan Ahok di Mako Brimob banyak membahas mengenai rencana kerja DKI Jakarta.
Ide-ide Ahok yang dicetuskan dari balik jeruji besi tersebut dicurahkan kepada Djarot.
Ahok juga memberikan usulan untuk memberikan nama "Pasukan Pink" kepada pengelola Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) karena RPTRA berhubungan dengan ibu dan anak.
Lanjutkan program bedah rumah
Ahok juga memberikan pesan kepada Djarot untuk melanjutkan program bedah rumah dan pelatihan untuk pekerja harian lepas (PHL).
Para PHL ini diharapkan oleh Ahok memiliki sertifikat keterampilan berstandar nasional.
Pesan tersebut juga disampaikan Ahok kepada Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, Saefullah yang turut menjenguk di Mako Brimob bersama sejumlah pejabat DKI lainnya.
"Pesannya itu rumah untuk perumahan orang-orang yang miskin, terutama program rumah di Cilincing diteruskan. Kan kemarin ada bedah rumah itu diteruskan dengan dana CSR," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa, (16/5/2017) dikutip dari Kompas.com.
Selama ini program bedah rumah yang ada di Cilincing, Jakarta Utara menggunakan dana dari corporate social responsibility (CSR).
Bedah rumah sempat terhambat karena kurangnya bahan material bangunan, untuk itu Ahok menyarankan agar Pemprov DKI membeli alat dan material bangunan menggunakan APBD DKI 2018.
Program bedah rumah itu nantinya bisa dilakukan oleh "Pasukan Pelangi" yang berisi para PHL Pemprov DKI Jakarta.
"Nanti dikerjakan oleh pasukan pelangi. Kemarin kan sudah dilatih, ada sertifikasi mengecat, nanti mungkin ada sertifikasi pertukangan," ujar Saefullah.
Terkait program bedah rumah ini, Sekretaris Kelurahan Cilincing, Ruki Cita Munggaran menjelaskan jika program tersebut akan selesai sebelum Oktober.
Meski target tersebut tidak tertulis secara gamblang dalam perjanjian dengan perusahaan pendana program, yaitu PT Tatalogam Lestari.
Namun Ruki dan pihaknya akan mengawal pembangunan tersebut agar cepat selesai.
"Kami targetkan sebelum Oktober 83 rumah selesai. Maka kami akan kawal terus apa-apa saja yang diperlukan," kata Ruki di Kantor Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (5/5/2017), dikutip dari Kompas.com.
Pembangunan rumah ini sudah dilakukan sejak 17 April lalu.