TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia diyakini akan mampu menembus dan berada dalam level lima besar dunia berdasarkan prediksi sejumlah lembaga internasional dalam satu dekade mendatang.
Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah mengatakan Indonesia akan tetap mampu mencapainya walau kondisi domestik kini masih dalam kondisi yang hiruk pikuk pascapilkada.
Menurut Firmanzah, Indonesia sudah diperkirakan akan dihuni 130 juta kelas menengah pada tahun 2030. Ramalan tersebut sudah diprediksi sejak tahun 2012.
"Saat ini saja kelas menengah ASEAN terbanyak adalah Indonesia. Indonesia sudah masuk angggota G-20 yakni 20 ekonomi terbesar dunia," kata Firmanzah saat diskusi bertajuk Meraba Peluang Kebangkitan di Panggung Dunia, di Menteng, Jakarta, Sabtu (20/5/2017).
Menurut Firmanzah, rapor tersebut diraih Indonesia walau belum maksimal untuk mengupayakan potensi terbarukan dan tidak terbarukan.
Apalagi, kata dia Indonesia sangat melimpah kekayaan alam dan pariwisata yang belum digarap secara maksimal.
Secara politik, Firmanzah mengatakan Indonesia cukup sukses yakni berhasil menyelenggarakan Pemilu yang demokratis dan langsung pada tahun 2009 setelah reformasi.
Baca: Sabuk Besar dan Tongkat Sepanjang 20 Cm Disita terkait Tewasnya Taruna Akpol Adam
Padahal satu tahun Amerika dilanda krisis Subprime Mortages.
Pada rentang tahun tersebut juga Indonesia mencatatkan berbagai keberhasilan yakni melunasi utang terhadap Internasional Monetary Fund (IMF) dan Amerika mencabut embargo militer terhadap Indonesia.
"Jangan lupa kita pernah mengalamai krisis multidimensi cukup dalam dan bagaimana kita rehabilitasi secara cepat kembalikan kepercayaan publik selama 5 tahun. Saya tidak banyak melihat negara di dunia seperti Indonesia," kata dia.
Firmanzah menambah rasa optimismenya karena Indonesia berhasil melaksanakan Pilkada serentak yang sudah dilaksanakan dalam dua tahap dan berlangsung lancar dan aman.
"Sebenarnya terlepas dari dinamika yang terjadi tiga empat bulan terakhir Pilkada, kalau kita lihat helicopter view, bangsa kita luar biasa," kata Firmanzah. (Eri Komar Sinaga)