News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggia Ermarini: Waspadai Hal yang Mencurigakan Segera Lapor ke Aparat Berwajib

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggia Ermarini

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama, Anggia Ermarini mengutuk keras peristiwa bom bunuh diri di Kampung Melayu yang memakan korban dan melukai puluhan orang.

"Apapun motifnya, bom bunuh diri tidak sesuai dg ajaran agama manapun. Polisi dan aparat hukum harus mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya dalang peristiwa tersebut," ungkap Anggia, Kamis (25/5/2017).

Perempuan yang juga Staf Khusus Komunikasi dan Kemitraan Menpora ini menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban.

"Fatayat NU mengajak semua elemen masyarakat turut mengefektifkan early warning system potensi terorisme di lingkungan masing-masing. Selain itu, pemerintah dan kita semua hendaknya semakin aktif menggencarkan soft approach dalam menangkal radikalisme dan ekstrimisme dg melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," jelasnya.

Anggia meminta masyarakat mewaspadai segala hal yg mencurigakan dan melaporkan kepada aparat berwajib.

Selain itu, pihaknya secara khusus menginstruksikan jajaran pengurus dan kader Fatayat NU di manapun berada agar selalu mendakwahkan Islam rahmatan lil 'aalamiin kepada jamaah dan simpul-simpul masyarakat di wilayahnya.

"Kejadian ini untuk ke sekian kalinya memberikan pelajaran pentingnya selalu merawat kebhinekaan, keragaman, dan menghormati setiap perbedaan, serta berkampanye perdamaian tanpa lelah. Perbedaan adalah cara kita untuk saling mengenal dan belajar," papar Anggi.

Perempuan kelahiran Sragen ini juga mengajak simpul-simpul masyarakat dan tokoh agama menyerukan kepada semua umat, jamaah, dan anggotanya agar kembali kepada budaya Indonesia yg rukun, saling menghargai, gotong royong, ramah dan tidak mempersoalkan perbedaan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini