Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden ke-5 RI Megawati Sukarnoputritidak berada di Indonesia merayakan hari lahir ke-72 Pancasila. Tetapi Megawati justru merayakannya di audiens yang lebih besar, dalam sebuah forum internasional bernama Jeju Forum for Peace and Prosperity.
Dalam keterangan tertulis, Kamis (1/6/2017), Megawati dalam sesi leaders vision mengatakan bahwa perdamaian di Indonesia bisa berjalan baik karena bangsa Indonesia bersepakat untuk memegang lima prinsip hidup yang terkandung dalam Pancasila.
"Prinsip pertama Pancasila menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang berkeyakinan pada Tuhan, sekaligus menjadi bangsa yang menghargai perbedaan keyakinan" urai Mega saat membacakan sila pertama.
Prinsip kedua berbicara tentang nilai kemanusian adalah bagian yang meneguhkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung kemerdekaan bagi seluruh umat, tanpa memandang sekat-sekat rasial.
"Pendiri bangsa kita tahun 1955 telah mampu mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Bandung, itu adalah bagian dari perwujudan menjunjung perdamaian dan kemerdekaan," kata Megawati.
Indonesia melalui sila ketiga juga menunjukkan bahwa Indonesia sebagai sebuah bangsa juga bisa hidup berdampingan dengan komunitas internasional tanpa harus terjebak dalam nasionalisme sempit bernama chauvimisme.
"Demokrasi, bukan monopoli Barat. Lewat prinsip permusyarakatan dan mufakat, Bangsa Indonesia telah menjalankan prinsip demokrasi," imbuh Mega dengan meyakinkan.
Politisi yang pernah terpilih sebagai anggota DPR tiga periode ini pun mengatakan bahwa prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial sudah menjadi prinsip Indonesia sejak berdiri.
"Dengan kerendahan hati, saya menawarkan agar negara-negara Asia menggunakan kelima prinsip ini. Saya yakin kelima sila yang telah menjadi acuan yang hidup bagi Indonesia bisa berguna bagi bangsa Asia lainnya," ujar istri almarhum Taufik Kiemas ini.
Megawati Sukarnoputri menjadi pembicara pertama dalam sesi "Leaders Vision". Setelah Mega, mantan Presiden Portugal Anibal Cavaco Silva berbicara tentang peran Uni Eropa dalam persoalan ekonomi dan keamanan regional Asia. Kemudian dilanjutkan mantan Presiden Mongolia Punsamaa Ochirbat dan mantan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Hong-koo.
Sebelum Mega, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore juga menjadi pembicara dalam sesi khusus. Al Gore menyoroti kualitas hidup yang merosot akibat kerusakan lingkungan.
Mega dan Al Gore pun sempat melakukan pertemuan khusus selama 40 menit guna membicarakan penyelamat dunia dari kerusakan lingkungan. Dalam pertemuan khusus itu, Al Gore dan Mega sepakat untuk menjalin kerja sama demi kelestarian alam