News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2017

Ormas Tak Lagi Minta THR, Tapi Ganti Nama Jadi 'Bantuan Finansial' untuk Idul Fitri

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah foto yang memperlihatkan surat edaran ormas meminta bantuan finansial untuk hari raya Lebaran beredar di media sosial, mengangkat kembali masalah 'tunjangan hari raya' bagi ormas yang muncul setiap tahun.

Salah satu yang dibicarakan adalah foto surat dengan kepala surat Forum Betawi Rempug Gardu 017 Korwil Jakarta Timur yang isinya meminta 'bantuan finansial' menyambut Idul Fitri.

Dalam surat itu tertulis, "sudi kiranya permohonan ini dapat terealisasi dengan penuh maklum dan ikhlas demi terciptanya hubungan yang harmonis antara pengusaha dan lingkungan."

BBC Indonesia menghubungi nomor yang tercantum dalam surat itu, yang kemudian mengaku bernama Kubil dari Forum Betawi Rempug.

Dia mengakui kebenaran surat itu tetapi mengatakan surat semacam itu dikeluarkan "tidak tentu, kalau ada kegiatan saja misalnya untuk anak yatim."

Sejumlah foto yang beredar mengindikasikan bahwa organisasi yang meminta tunjangan hari raya atau sejenisnya begitu beragam, dari organisasi kepemudaan, ormas, hingga lembaga sosial. Atau organisasi yang sering dituding sebagai wadah para 'preman.'

twitter ()

Di media sosial, sejumlah orang ramai berkomentar dan bercerita tentang pengalaman mereka menerima surat sejenis. Rio Satria Prabawa di Facebook misalnya mengatakan, "Saat saya masih kerja menjadi HRD di Jakarta, surat seperti ini banyak masuk ke meja saya."

"Hahaha... yang beginian sudah langganan setiap tahun, jelang hari raya. Ke tempat gue bukan cuma satu atau dua lembar tapi sampai 10 lembar permohonan tunjangan. Mulai dari lingkungan sekitaran sampai organisasi yang ngakunya sosial," kata yang lain.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan praktik tersebut memang telah lama berlangsung dan pihaknya selalu menyarankan pengusaha untuk tidak melayaninya.

"Kebiasaan buruk, kalau kita beri ya sudah (berlanjut), lebih baik jangan. Karena kita kan tidak ada hubungan kerja apa-apa," katanya.

"Kalau mereka ada manfaat bagi kita, kita juga pasti kerja sama, kalau tidak ada manfaat hanya istilahnya jasa preman, ya percuma."

Dia mengaku tidak khawatir dengan beberapa oknum yang meminta uang jelang hari raya dengan nada mengancam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini