TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati Kebijakan Publik Ahmad Nur Hidayat menilai kritik kelompok tertentu terhadap kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy tentang program Penguatan Pendidikan Karakter melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah berujung ke arah politis.
Diriya menganalisis pemberitaan di media massa, terdapat pembentukan dan penggiringan opini negatif yang cukup massif.
“Jadi, sudah bukan lagi menyangkut program Penguatan Pendidikan Karakter secara substansial sebagai implementasi Nawacita Jokowi-JK, melainkan kelompok tertentu menggiring menjadi isu politis,” ujar pegiat Suluh Nusantara ini, Jumat (16/6/2017).
Salah satu isu politis yang muncul adalah segelintir kelompok tertentu meminta Presiden mereshuffle Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan alasan kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy meresahkan masyarakat.
Mantan Pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah itu menilai, kelompok-kelompok tersebut belum memahami secara utuh, menyeluruh, dan komprehensif terhadap program Pendidikan Penguatan Karakter sebagai bentuk komitmen dan janji Jokowi-JK dalam buku “Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian”.
Sekolah lima hari sesungguhnya bukan lagi menjadi barang baru. Bisa ditanyakan ke Bupati Purwakarta bagaimana pelaksanaan sekolah lima hari disana yang sudah dijalankan sejak tahun pelajaran 2011/2012 dengan konsep Pendidikan Tematik ”Atikan Pendidikan Purwakarta Istimewa”.
Di Bandung juga telah berjalan sejak tahun 2010.
“Tidak ada program lima hari sekolah tersebut yang meresahkan masyarakat. Kalau belum mendapatkan informasi secara utuh kan bisa didiskusikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengingat kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter juga melibatkan kementerian lain seperti Kementerian Agama,” tegas Ahmad.
Ahmad mengkhawatirkan ada pesanan tertentu untuk menciptakan opini publik terhadap wacana desakan reshuffle Mendikbud Muhadjir Effendy yang dialamatkan kepada Presiden Jokowi.
“Paska dilantik sebagai Menteri, Mendikbud Muhadjir Effendy memang salah satu Menteri yang gesit dan fast response serta patuh dalam menjalankan dan mengimplementasikan Visi-Misi Presiden di lembaga yang dipimpinnya. Wajar jika banyak orang yang iri terhadap beliau," pungkas Ahmad