TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR Nizar Zahro meminta pemerintah terus memantau jalannya arus mudik 2017. Ia mengingatkan pemerintah, agar kejadian macet parah seperti di tol Brebes (Brexit) tidak terulang kembali.
Nizar menilai faktor penting penyelenggaraan mudik yakni meminimalisasi terjadinya korban. Belajar dari mudik tahun lalu, kata Nizar, setidaknya ada korban 12 pemudik meninggal, karena terjebak dalam kemacetan parah di tol brexit (tol Brebes Timur), dimana saat itu tol tersebut baru pertama kali dioperasikan dengan fasilitas yang terbatas.
"Para aparat harus berjaga-jaga di titik yang dibutuhkan," kata Nizar melalui pesan singkat, Senin (19/6/20179.
Nizar mengimbau pemerintah untuk menyediakan fasilitas bagi tol yang dioperasikan pada tahun ini. Fasilitas tersebut meliputi tempat peristirahatan, pengisian SPBU, rambu-rambu dan aparat yang cukup.
"Kepada para pemudik untuk mempersiapkan kondisi fisik dan kendaraan yang prima, mematuhi rambu-rambu dan arahan aparat," kata Politikus Gerindra itu.
Menurut data, kata Nizar, bahwa tahun ini jumlah pemudik mencapai 19 juta orang, meningkat hampir 5 persen bila dibandingkan dengan mudik Lebaran tahun lalu.
Mobilitas yang sangat besar ini membutuhkan pengaturan yang komprehensif dengan melibatkan berbagai unsur terkait.
"Pemerintah sejak awal sudah menyatakan telah melakukan persiapan yang matang menyambut arus mudik. Diantara yang menonjol adalah dioperasikannya tol fungsional untuk memecah kemacetan di titik-titik yang tahun lalu terjadi kemacetan akut," kata Nizar.
Nizar mengungkapkan terjadinya peningkatan pemudik karena adanya penambahan hari cuti Lebaran 2017.
"Ada efeknya walaupun persentase terhadap jumlahnya tidak sampai 40 persen namun yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan pelayanan informasi bagi pemudik jalur darat terutama jalur jakarta -Jawa tengah," kata Nizar.