TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok mahasiswa yang tergabbung dalam Aliansi Mahasiswa Republik Indonesia (AMRI) menegaskan menolak seluruh Organisasi Masyarakat (Ormas) berpaham radikal yang kini sudah menjangkiti aliran-aliran sosial, politik, budaya, dan ekonomi.
Mereka menolak seluruh ormas berpaham radikal yang mengatasnamakan agama dengan maksud mengadakan perubahan sampai ke akarnya melalui metode kekerasan dan menentang struktur masyarakat yang ada.
Apalagi beberapa dari mereka juga menghendaki perubahan secara bertahap dalam membentuk masyarakat dan tata kehidupan sosial yang baru.
"Kami juga menolak segala bentuk dakwah penyebaran kebencian, teror mental, fitnah dan adu-domba antar sesama kaum muslimin," kata Agung Zulianto, mewakili Aliansi Mahasiswa Republik Indonesia (AMRI), Rabu (21/6/2017).
Mereka menolak segala kegiatan yang sehubungan dengan penyebaran ideologi radikal dalam bentuk kajian ilmiah, taklim harian dan lain sebagainya serta tindakan yang menggunakan teror sebagai tindakan simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijaksanaan dan tingkah laku politik dengan cara-cara ekstranormal.
"Radikalisme harus menjadi perhatian kita semua karena meraka bukan saja musuh agama tetapi juga musuh kemanusiaan. Masalah ini harus terlebih ditangani pada tingkat intelektual, ilmiah dan budaya," katanya.
Disebutkan Islam, bangsa dan masyarakat sedang terancam oleh pemikiran ekstremisme dan radikalisme.
"Kita harus mengatasi akar masalah, bukan sekedar menangani dampaknya. Demi menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dan mengokohkan Pancasila sebagai landasan bangsa yang final," katanya.