News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dirancang Jadi Kebanggaan, Tugu Pancoran Tak Pernah Diresmikan, Ada Kisah Tragis di Baliknya

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jakarta tahun 1970-an di sekitar Tugu Pancoran.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi warga Jakarta, tentu sudah tidak asing dengan Tugu Pancoran.

Tugu yang seolah disanggah oleh tiang yang melengkung ini, terdapat patung sesosok manusia di puncaknya.

Sosok tersebut seolah sedang dalam posisi akan terbang.

Ya, Tugu Pancoran memang memiliki nama lain, yaitu Monumen Patung Dirgantara.

Lokasinya pun tepat berada di depan bekas Mabes TNI AU.

Tugu itu memang dirancang untuk menyambut siapapun yang baru tiba di Jakarta, melalui Bandara Halim Perdanakusuma.

Tugu itu pertama kali dibuat pada tahun 1964.

Meski demikian, sampai saat ini tugu tersebut masih belum diresmikan.

Bukan tanpa sebab, ternyata ada kisah sedih terkait persoalan tersebut.

Edhi Sunarso merupakan perancang patung yang ada di Tugu Pancoran.

Dia membuatnya dengan mendapatkan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.

Berat patung tersebut mencapai 11 ton.

Lalu tingginya mencapai 11 meter.

Pengerjaan tugu memang sempat mengalami masalah.

Penyebabnya adalah peristiwa Gerakan 30 September PKI tahun 1965 lalu.

Soekarno saat itu memang ingin menampilkan keperkasaan Indonesia di bidang dirgantara.

Untuk membuat tugu itu, setidaknya dibutuhkan biaya sebesar Rp 12 juta.

Saat meletusnya pemberontakan PKI pada tahun 1965, pembangunan tugu itu sempat terganggu

Kekuasaan Soekarno sebagai presiden pun mulai goyah.

Hingga, pada akhirnya Soekarno harus dilengserkan juga dari kursi kepresidenan karena kasus tersebut.

Meski demikian, Soekarno bukanlah orang yang begitu saja meninggalkan apa yang sudah dicita-citakannya.

Oleh karena itu, dia pun meminta Edhi untuk terus melanjutkan proyek itu.

Namun, Edhi mengaku sudah tidak memiliki uang untuk membangun tugu itu.

Soekarno pun memberikan uang kepadanya sebesar Rp 1,7 juta.

Belakangan, Edhi mengetahui uang itu merupakan hasil penjualan mobil milik Soekarno.

Suatu hari pada tanggal 21 Juni 1970, Edhi sedang berada di puncak tugu tersebut.

Dari atas dia melihat iring-iringan mobil jenazah.

Lalu, seorang pekerja memberitahunya, iring-iringan mobil itu mengangkut jenazah Soekarno.

Seketika itu pula Edhi turun dari puncak tugu, dan langsung menuju ke Blitar untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Soekarno.

Oleh karena itu, hingga saat ini Tugu Pancoran tidak pernah diresmikan. (Diolah dari berbagai sumber)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini