DPP PDI Perjuangan Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tradisi Halal Bi Halal sungguh hidup, menjabarkan kepribadian bangsa Indonesia yang suka tolong menolong, gotong royong dan menjadikan hari raya Idul Fitri sebagai momentum untuk memerkuat tali persaudaraan sambil bermaaf-maafan.
Demikian dikemukakan Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Minggu (25/6/2017).
"Dalam perspektif kesejarahan, tradisi halal bi halal yang dimulai dengan penuh kesadaran baik di kalangan pemimpin nasional maupun masyarakat luas dimulai sejak tahun 1948,' kata Hasto.
"Saat itu Indonesia dilanda berbagai persoalan seperti pemberontakan, dan elit politik yang saling bertengkar serta tidak mau bermusyawarah," Hasto menambahkan.
Atas dasar hal tersebut, Hasto mengatakan pada pertengahan bulan Ramadhan, Bung Karno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara guna diminta pendapatnya bagaimana lebaran menjadi momentum agar para tokoh bangsa dan elit politik yang berbeda pendapat bisa bertemu dan bermusyawarah.
Mendengar hal tersebut maka KH Wahab mengusulkan perlunya silaturahmi.
"Namun Bung Karno meminta istilah yang lain, dan akhirnya disepakati halal bi halal, yang maknanya saling menghalalkan," ujarnya.
Maka sejak tahun 1948, menurut Hasto, tradisi Idul Fitri menjadi momentum halal bi halal guna saling bermaaf-maafan dan mengedepankan persaudaraan sebagai satu bangsa.
"PDI Perjuangan mengajak seluruh komponen bangsa untuk benar-benar menggunakan momentum lebaran tersebut guna memerkokoh persaudaraan nasional agar bangsa ini dapat segera bangkit mengejar ketertinggalannya dengan cara gotong royong," paparnya.
Seluruh kader Partai, lanjut Hasto, menghikmati Idul Fitri tidak hanya sebagai hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa namun juga mengambil semangat halal bi halal tersebut guna meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa.
"Selamat Idul Fitri," Hasto memberikan ucapan selamat di Hari Raya.