Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menghimbau kepada pekerja atau serikat pekerja dan pengusaha menjadikan tradisi silaturahim dalam rangka lebaran, tak sekadar silaturahim saling memaafkan.
Lebih dari itu, menjadikan momentum silaturim untuk meningkatkan dialog sosial antara pekerja dan pengusaha.
“Melalui forum silaturahim, dialog sosial bisa dibangun makin intensif. Jika ada masalah ketenagakerjaan, bisa dibicarakan bersama,” kata Menteri Hanif, Kamis (29/6/2017).
Saat ini, lanjutnya, pemerintah terus menyerukan perlunya terjalin dialog sosial antara pekerja dan pengusaha dalam merespon dinamika ketenagakerjaan yang terus berubah cepat. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh tuntutan penggunaan teknologi otomatis dan digital, serta dinamika sosial masyarakat.
Di industri padat karya misalnya, penggunaan otomatisasi mesin memaksa pengurangan tenaga kerja, atau menggesernya pada unit kerja lain yang belum terdampak pada mesin otomatis.
“Nah, dengan dialog sosial, diupayakan tidak terjadi pemutusan hubungan kerja. Misalnya pekerja yang tergantikan mesin bisa dioptimalkan pada unit kerja lain, atau diberikan pelatihan untuk bidang usaha lain,” jelas Menteri Hanif.
Dengan menjadikan momentum silaturahim lebaran untuk melakukan dialog sosial antara pekerja dan pengusaha, Menteri Hanif yakin, silaturahim lebaran menjadi kian bermakna.
Saat ini organisasi buruh dunia (ILO) dan seluruh negara juga terus menyerukan pentingnya dialog sosial tersebut.
Sebelumnya dalam sebuah seminar internasional di Jakarta, Direktur ILO Guy Ryder mengatakan, hampir tak ada negara yang siap dengan dampak ketenagakerjaan yang disebabkan teknologi digital.
Kehadiran teknologi digital dan otomatisasi mesin telah menghadirkan sejumlah jenis pekerjaan baru. Namun pada saat yang sama juga menggusur sejumlah jenis pekerjaan.
“Dialog sosial antara pekerja dan pengusaha harus ditingkatkan guna membicarakan dampak tersebut. Dengan demikian antara pekerja dan pengusaha sama-sama menemukan solusi,” ujar Guy. (*)