Aparat penegak hukum kita menganggap kerja menegakkan hukum seperti kejar tayang kantor berita...
Panggung penegakan hukum kita berisi cerita bukan fakta..peradilan kita berisi fiksi bukan alat bukti...
Bapak presiden,
Mengertikan bapak yang yang saya katakan? Ini tentang pondasi kesadaran publik pak, Tentang apa yg membuat kita bertahan..
Jika hukum tak lagi dapat diandalkan.. dan keadilan seperi menjadi urusan masing2 maka sebenarnya kita sudah tidak bersama..
Bapak merasa semua bisa dibereskan..
Dengan sekali angkat telepon atau memanggil pejabat Bersangkutan..
Tetapi bagaimana dengan hermansyah?
Bagaimana dengan novel baswedan?
Bagaimana dengan korban yang diabaikan?
Pulangkah bapak presiden,
Di sini banyak kerjaan...
Di sini banyak yang harus dibereskan...
Dan hukum adalah bab pendahuluan...
Jika bapak gagal menegakkan hukum..bukan saja tidak ada orang datang Berdagang.. Tapi kita menyiapkan perang..
Entah dengan siapa...
Tetapi perang terjadi karena jalan hukum makin tidak terang...di sepanjang jalan banyak preman ..
Benahilah hukum ini,
Wahai bapak presiden,
Tegakkanlah keadilan..
Meski besok langit runtuh..
Fiat justitia ruat caelum.
Hermansyah, korban penganiayaan di tol Jagorawi, Minggu dini hari (9/7/2017) diketahui seorang ahli informasi dan teknologi (IT) dari Institut Teknologi Bandung.
Ia pernah diundang di satu televisi swasta nasional, untuk mengisi talkshow ILC 'Membidik Habieb Rizieq' pada Selasa (6/6/2017), lalu.
Dalam talkshow tersebut, ia sempat mempertanyakan keaslian percakapan di whatApps, antara Habieb Rizieq dan Firza Husein.
Selain itu, Hermansyah juga pernah menyarankan Polda Metro Jaya yang kesulitan membongkar penyebar percakapan berkonten pornografi, untuk menghubungi cloudfare.com, sebagai penyedia proxy baladacintarizieq.com, pada diskusi GNPF MUI di Hotel Balairung, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017).
Menurutnya ia sendiri pernah meminta cloudfare.com untuk membuka identitas penyewa proxy baladacintarizieq.com.