TRIBUNNEWS.COM - Pembacokan yang dialami ahli IT dari Institut Teknologi Bandung, Hermansyah masih menyisakan misteri bagi sejumlah kalangan.
Satu faktor yang membuat orang bertanya-tanya adalah motif pelaku melakukan pembacokan sehingga menimbulkan luka serius kepada Hermansyah.
Untuk diketahui, Hermansyah menjadi saksi ahli dalam kasus dugaan chat porno yang menyeret nama Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab.
Meski polisi menyebut kejadian ini tak ada hubungannya dengan kasus tersebut, beberapa orang menduga aksi pembacokan terhadap Hermansyah memiliki unsur kesengajaan.
Baca: Polisi: Pembacokan Akademisi ITB Tak Terkait Kasus Habib Rizieq Shihab
Baca: Ahli IT Ditikam, Fadli Zon: Kebetulan atau Kesengajaan yang Dirancang?
Menanggapi musibah yang dialami Hermansyah, Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra memaparkan beberapa hal.
Ia menuliskan tanggapan tersebut melalui akun twitternya, @Yasrililza_Mhd, Senin (10/7/2017).
Setidaknya ada 5 kicauan yang ia lontarkan.
Yang pertama, ia menanggapi mengenai simpang siurnya kabar yang mengatakan Hermansyah meninggal dunia.
Ini cuitan Yusril selengkapnya:
1. Semoga sahabat saya Hermansyah segera pulih kembali di tengah simpang siur berita yang katakan dia wafat pagi ini
2. Saya dan Hermansyah sama2 tampil dalam forum diskusi menjelang lebaran yang lalu
3. Beberapa teman katakan bahwa berita wafatnya Hermansyah hoax. Keadaannya mulai membaik tadi mlm. Semoga
4. Posisi Herman sbg ahli IT yang membuka dugaan rekayasa atas alat bukti kasus HRS dan FH bisa menimbulkan spekulasi atas penganiayaan ini
5. Karena itu, agar jangan sampai menimbulkan fitnah, baiknya kasus penganiayaan atas Hermansyah ini dituntaskan
Komnas HAM Menduga Penyerang Hermansyah Bukan Orang Biasa
Sementara itu, melansir Warta Kota , Komisioner pada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Maneger Nasution menduga penyerangan yang menimpa pakar telematika Hermansyah pada Minggu (9/7/2017) lalu bukan dilakukan oleh orang biasa.
Dugaan ini, menurut dia merujuk pada titik-titik yang menjadi sasaran penyerangan pelaku yakni bagian atas telinga, leher dan tangan korban.
"Siapa pun tahu ini titik-titik yang mematikan. Tidak dilakukan oleh orang biasa. Untuk membantah persepsi publik bahwa ada titik-titik tertentu itu kalau tidak cepat bisa kehabisan darah, potensi untuk fatal," katanya seraya menunjuk titik-titik tersebut sesuai menjenguk korban di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (10/7/2017).
Dia mengaku belum bisa bertemu Hermansyah karena yang bersangkutan masih dirawat di ruangan ICU namun sempat berbincang dengan pihak keluarganya.
"Kami tak sempat bertemu dengan Hermansyah tetapi dengan adik dan ibunya. Keluarga masih trauma. Kita harus memahami," ujar Nasution.
Dia mendorong pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini, yang tak hanya sebatas selaku pelaku tetapi juga motif penyerangan itu dilakukan.
"Kami mendesak kepolisian mengusut tuntas, dan tidak berhenti pada siapa pelakunya, tetapi sampai pada motifnya," tegasnya.
Ditambahkannya, karena pasus ini sudah menjadi konsumsi publik, "mestinya kasus ini bisa dibawa ke ruang publik, tidak boleh ada di ruang gelap."