TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri hadir dalam acara "Halaqah Nasional Alim Ulama" Majelis Dzikir Hubbul Wathon yang dilaksanakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2017).
Presiden kelima Indonesia itu memberi sambutan yang terkait dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pertemuan dengan ratusan alim ulama Hubbul Wathon dari Nahdlatul Ulama (NU) tersebut, Megawati mengaku teringat akan sosok almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Saya tidak menyangka turut diundang untuk datang ke acara ini, tentu saya senang. Kalau ketemu dengan para alim ulama seperti ini saya selalu teringat sahabay saya KH Abdurrahman Wahid," ujarnya.
"Beliau selalu sampaikan kalau bicara di depan para alim ulama jangan serius-serius, guyonan saja. Saya tanya kenapa mas? Beliau jawab kalau serius nanti pada bubar, guyon saja jadi berisi, oleh karena itu saya minta izin untuk mengobrol saja," ujar putri sulung Mantan Presiden Soekarno itu menambahkan.
Megawati juga mengaku sering berselisih paham atau "berantem" dengan Gus Dur yang juga merupakan pasangan presidennya saat memenangkan Pilpres 1999.
"Saya senang bisa bersahabat dengan para ulama, dari NU dan lain sebagainya, apalagi dengan Gus Dur. Saya suka berantem sama beliau, kalau berantem saya tidak mau ketemu karena saya tahu pasti menang," ujar Megawati.
"Kalau sudah berantem beliau pasti telepon tanya saya sedang di mana, lalu minta dibikinkan nasi goreng. Lalu terpaksa saya bikinkan nasi goreng. Itu pengalaman saya bersama kyai dan diperkenalkan bagaimana kehidupan para ulama," dia menambahkan.
Dalam acara tersebut Megawati ditemani ketua MUI Ma'ruf Amin, Ketua PBNU Said Aqil Siraj, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, dan Ketua BIN Jenderal Pol Budi Gunawan.