Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat angkat bicara soal pernyataan Mantan anak buah Muhammad Nazaruddin, Yulianis dalam rapat Panitia Khusus Angket KPK.
Yulianis menyebutkan KPK sudah membuat surat pemanggilan kepada putra SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Namun, pemanggilan itu tidak direstui Komisioner KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan menilai pernyataan Yulianis hanyalah sebuah kicauan.
"Itu kicauan yang tidak berarti, ini masalahnya kasus ini sudah lama kalau terbukti kuat pasti dipanggil tapi teryata ini tidak dipanggil-panggil karena tidak ada bukti-bukti, jadi itu hanya kicauan saja," kata Syarif di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Demokrat, kata Syarif, yakin Ibas tidak terlibat kasus hukum.
Karenanya, ia melihat pernyataan Yulianis hanyalah kicauan semata.
Mantan Menteri Koperasi dan UKM itu menilai KPK telah bekerja secara profesional.
"Saya pikir itu hanya kicauan yang tidak benar-benar lagi, itu fitnah-fitnah yang berulang," kata Syarif.
Syarif pun mengatakan Fraksi Demokrat tidak ingin bergabung dengan Pansus Angket KPK karena tidak jelas arah kinerjanya.
"Justru itu kesimpulan Demokrat melemahkan KPK, maka itu kami tidak ikut," kata Syarif.
Sebelumnya, Mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, Yulianis mengungkapkan adanya sebutan teman bagi Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Hal itu dikatakan Yulianis yang menjadi saksi kunci kasus korupsi wisma atlet saat memberikan keterangan pada Pansus Angket KPK, Jakarta, Senin (24/7/2017).
Yulianis mengaku mantan dua komisioner KPK Abraham Samad (AS) dan Bambang Widjojanto menolak memanggil Ibas terkait kasus yang menimpa Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
"Komisioner saat itu Pak AS dan BW menolak, katanya itu adalah seorang teman jadi saya juga bingung, pemanggilan itu jadi kayak pemilahan, ini teman, ini bukan. Ini bukan teman jadi dipanggil gitu," kata Yulianis.