TRIBUNNEWS.COM - Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon yang rindang. Aku mempunyai istri yang aku cintai dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku.
BEGITULAH sekelumit tulisan pesan romantis Soekarno sebelum ia meninggalkan bumi pertiwi.
Ratna Sari Dewi Soekarno remaja adalah geisha Jepang. Ia lahir dari keluarga yang tergolong miskin dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, 6 Februari 1940.
Pada usia 15 tahun ia sudah menjadi seorang geisha nan anggun, hingga di usianya 19 tahun dipertemukan dengan Presiden RI-1 Soekarno.
Dari berbagai sumber, Ratna Sari Dewi pernah masuk penjara karena memukul orang, namun dia juga adalah tamu terkenal diantara para politisi dunia.
Sepanjang hidupnya, dia sangat suka kebebasan, selain keluarga, dia juga tidak pernah tunduk pada orang lain.
Istri kelima Presiden RI-1 Soekarno ini merupakan seorang wanita legendaris Jepang, selain cantik juga karena dilahirkan dari keluarga yang kekurangan ekonomi, namun bisa jadi istri presiden.
Masa kecilnya, seluruh keluarganya hanya bergantung dari ayahnya yang bekerja sebagai tukang kayu, yang seringkali kekurangan makan dan hidup sulit.
Di usianya yang baru 15 tahun, dia memiliki kesempatan untuk bermain dalam sebuah film populer.
Walau hanya sebagai figuran, namun film ini mendapat sambutan yang sangat baik, hal ini membuat dirinya yang polos yakin bahwa akan cepat berhasil.
Untuk mengurangi beban keluarganya, ia memberikan kesempatan sekolah untuk adik laki-lakinya, sedangkan dia berjuang di dunia hiburan.
Bagi seorang pendatang baru seperti dirinya, ingin menjadi ternama bukanlah hal yang mudah, ditambah lagi sebelum dia mendapat kesempatan bermain film lagi, ayahnya sudah meninggal dunia, sehingga satu-satunya harapan keluarga hancur begitu saja.
Demi membayar uang sekolah adiknya dan membiayai keluarganya, akhirnya dia yang tidak berdaya pergi ke hotel di Tokyo untuk menjadi geisha. Bahkan pernah jadi foto model "telanjang".
Siapa sangka adiknya tidak mengerti pengorbanannya ini dan memilih untuk bunuh diri saat belajar di universitas.